Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pengalamanku 15 Tahun Membuka Toko Buku, Cukup Sampai di Situ

27 Mei 2023   15:24 Diperbarui: 29 Mei 2023   01:41 19958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tumpukan buku-buku bekas di sebuah toko buku bekas. Sumber: KOMPAS.id/PANDU WIYOGA

Akhirnya tergoda juga menuliskan artikel ini setelah sekian saat Kompasiana meluncurkan topik pilihan "Toko Buku Tutup." Isu ini sedang viral dan terkait berita dari toko buku Gunung Agung yang baru saja gulung tikar.

Tidak terlalu mengherankan bagiku, karena proses tersebut telah aku alami. Tepatnya pada tahun 2013, pada saat aku menutup bisnis toko buku yang kugeluti selama 15 tahun.

**

Juli 1997 adalah awal aku berkecimpung di bisnis toko buku. Itu adalah masa keemasan. Tidak ada toko buku lokal yang menawarkan kenyamanan dan kelengkapan sebagaimana usaha milikku itu. Desainnya kekinian, menggunakan fasilitas penyejuk ruangan, lengkap dengan staf toko yang ramah dan berpengetahuan.

Dilihat sekilas, kualitasnya tidak kalah dengan jaringan toko buku nasional. Lagipula, di kota kelahiranku pada saat itu, toko buku nasional baru memiliki satu cabang. Itupun cukup jauh dari lokasi usahaku.

Tiga tahun pertama aku menikmati cuan gede. Tempat parkir tidak pernah sepi pengunjung, kasir selalu ramai antrian. Namun, hanya tiga tahun pertama saja. Setelahnya, bisnisku mulai mengalami kesulitan.

Cuan yang kukumpulkan perlahan mulai tergerus. Puncaknya pada tahun ke-10. Jangankan keuntungan, modal kerja pun mulai menipis. Hingga akhirnya aku menyerah, lima tahun setelahnya.

Jika ada yang bertanya kepadaku, jawabanku selalu sama. Bisnis toko buku adalah usaha yang sudah memasuki usia senja. Sebentar lagi akan redup dan padam sendiri.

Alasannya?

Aku hanya menceritakan bagaimana agresifnya jaringan toko buku nasional yang berekspansi hingga ke pelosok. Lalu, membandingkannya dengan bagaimana zaman sudah berubah. Kebiasaan berbelanja off-line secara perlahan telah digantikan dengan sistem e-commerce yang begitu membadai. Dan, jika masih terasa kurang, kesalahan akan kulimpahkan kepada minat baca masyarakat Indonesia yang sudah mulai menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun