Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengenang Tirto Utomo, Bapak AMDK Indonesia

24 September 2022   06:14 Diperbarui: 24 September 2022   06:16 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenang Tirto Utomo, Bapak AMDK Indonesia (gambar: tribunnews.com)

Tapi, Tirto tidak patah semangat. Selama 3 tahun menjalankan pabrik yang terus merugi, Tirto juga rajin mempromosikan hidup sehat. Baginya air adalah sumber kesehatan, tentunya yang tidak berwarna, tidak bau, dan dalam kemasan.

Kerja kerasnya membuahkan hasil ketika pada pertengahan 70an, para pekerja Korea Selatan datang ke Indonesia. Saat itu Hyundai masuk ke Indonesia untuk menggarap proyek tol Jagorawi.

Bagi orang Korea, AMDK sudah tidak asing lagi, bahkan termasuk kebutuhan pokok di negaranya. Bak mendapatkan durian runtuh, Tirto menemukan pasarnya. Ia semakin yakin akan masa depan produknya. Baginya, orang Indonesia suatu waktu akan mengikuti kebiasaan negara lain.

Dugaannya benar, tren yang diperkenalkan oleh para pekerja Korsel kemudian mulai menjangkiti pekerja lokal yang juga terlibat dalam proyek. Botol-botol Aqua mulai terlihat dimana-mana. Dari proyek di jalan hingga rumah-rumah para pekerja. Kunci utama adalah kesehatan dan kepraktisan.

Hingga tahun 1978, Tirto masih memproduksi Aqua dalam botol kaca. Produknya terbatas karena masalah suplai dan distribusi. Pelanggannya pun masih tersegmentasi di kalangan menengah ke atas.

Lalu Tirto datang dengan ide inovatif. Bahan kaca diganti dengan plastik PET. Syahdan aqua yang hanya dikenal lokal bisa merambah ke wilayah-wilayah lain, bahkan sampai ke pelosok desa.

Seiring berkembangnya perusahaan, Tirto lalu membuka pabrik keduanya pada tahun 1995 yang lebih besar dan berlokasi di Pandaan, Jawa Timur. Sumber airnya juga tidak lagi berasal dari sumur galian, tetapi dari mata air pegunungan. Salah satu pertimbangannya karena lebih alami dan bernutrisi.

Proses sterilisasinya juga semakin canggih. Menggunakan sinar ultraviolet dan teknologi ozonisasi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Bebas dari bakteri atau zat lainnya.

Dengan semakin besarnya kapasitas produksi, inovasi tidak lantas berhenti. Diciptakanlah botol besar yang dikenal dengan nama produk galon. Bersamaan dengan itu, mesin dispenser pun diciptakan.

Tidak seperti sekarang, saat itu Aqua yang menjadi pemasar dispenser galon pertama. Hanya saja sistemnya adalah melalui penyewaan atau gratis dengan membeli produk galon dalam jumlah tertentu.

Perkembangan Aqua sedemikian dahsyatnya, hingga pada 1988 sebuah perusahaan Prancis merek Danone tertarik untuk meminangnya. Keluarga Tirto Utomo tetap mempertahankan sahamnya dan Aqua kemudian berkembang semakin pesat di bawah naungan Danone Asia Holding Pte.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun