Dua hari  yang lalu papa berulang tahun. Saya hendak memberikannya ucapan selamat sebelum berangkat kerja. Ketika masuk ke kamarnya, alamak... beliau sedang berada di toilet.
Itu artinya hari ini saya harus telat masuk kerja. Sebabnya papa terkenal lama kalau sudah berjibaku dengan hajatannya.
Lima menit pertama, masih sabar. Sepuluh menit kedua, gawai sudah bosan terlihat. Tiga puluh menit selanjutnya, saya berteriak dari luar, "selamat ulang tahun, Pa!"
Papa bukan satu-satunya anggota keluarga yang suka berlama-lama di toilet. Kakak saya juga begitu. Sementara saya dan mama adalah yang paling cepat. Habis crot langsung beres.
Lalu penyebabnya apa? Sejak zaman koran papa sudah begitu. Bacaan di pagi hari itu selalu jadi rebutan antara kakak dan papa. Setelah waktu berlalu, sudah ada gawai. Kisahnya bisa jadi lebih panjang.
Di zaman now, internet dan segala turunannya memang telah mengubah kebiasaan. Seperti kurangnya sosialisasi, atau sepi sendiri di tengah keramaian. Termasuk durasi di toilet.
Sebuah penelitian dari UKActive pada 2017 mengatakan bahwa gawai menjadi penyebabnya. Organisasi yang berfokus pada masalah kesehatan di Inggris ini meyatakan bahwa rata-rata orang dewasa lebih banyak menghabiskan waktu di toilet dibandingkan berolahraga.
Waktu yang diluangkan adalah sekitar 3 jam 9 menit dalam seminggu di kamar mandi. Sementara berolahraga hanya butuh 1 jam 30 menit.
Melakukan aktivitas seperti chatting, menelesuri media sosial, dan membaca adalah aktivitas yang paling sering dilakukan. Tanpa disadari waktu bergulir dengan begitu cepat.
Saya yang penasaran pernah bertanya kepada papa, "kenapa sih lama kalau di toilet?" Mengejutkan, karena dia tidak mengakui kebiasaannya bergawai ria.
