Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"The Beatles Lebih Terkenal dari Yesus," John Lennon pun Mati Ditembak

27 November 2021   13:52 Diperbarui: 27 November 2021   13:56 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
John Lennon berfoto bersama pembunuhnya, Mark Chapman (siasatpartikelir.com)

Padahal lagu Lennon "imagine" mempromosikan dunia yang damai tanpa kepemilikan. Chapman merasa tertipu, lagu itu sempat menjadi favoritnya dan ia hidup dengan kepercayaan pada liriknya.

Namun, Chapman memang adalah pencinta sejati Lennon.

Sebuah buku yang berjudul "Let Me Take You Down (1992)," karya Jack Jones, menyatakan: Konon Chapman terus menerus mendengarkan lagu Lennon menjelang aksi pembunuhannya, sembari membayangkan wajah Lennon yang munafik, yang tidak percaya Yesus.

Banyak orang yang mengatakan jika Chapman adalah seorang delusional. Lalu, pernyataan Chapman membuat kesimpulan tersendiri.

"Saya membunuhnya karena dia (Lennon) terkenal. Hanya itu satu-satunya alasan. Dia sangat terkenal. Dan saya ingin merengut kejayaan pribadi itu darinya," ungkap Chapman.

**

Kisah dimulai pada Oktober 1980. Chapman mengaku jika hatinya dipenuhi amarah dan benci. Hingga akhirnya ia memutuskan, Lennon harus mati. Ia pun pergi ke New York. Keinginannya menghabisi nyawa sang idola sudah tak tertahankan lagi.

Namun, sebuah film yang berjudul Ordinary People membuatnya urung membunuh. Ia pun pulang kembali ke rumahnya, di Hawaii.

Tapi, obesisnya ternyata masih melekat. Ia dengan gamblang menyatakan rencananya kepada istrinya. Pistol revolver kaliber 38 pun ditunjukkannya.

Entah kenapa, saat itu istrinya, Abe tidak menganggap Chapman gila atau sakit. Ia tidak pernah melapor kejadian tersebut ke polisi atau ahli jiwa.

Hidup di antara dunia membuat Chapman maju-mundur. Terkadang ia menyadari jika dirinya salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun