Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Poin Sosial di China, "Amsiong" Kalau Diterapkan di Indonesia

10 November 2021   04:49 Diperbarui: 10 November 2021   12:57 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di Kompasiana, kita mengenal poin yang berhubungan dengan peringkat. Dari debutan, taruna hingga senior. Lengkap pula dengan centang biru, hijau, atau tanpa centang.

Andaikan konsep yang sama lalu diimplementasikan ke masyarakat. Kamu tidak hanya punya KTP saja. Tapi, ada scan barcode yang padanya bisa digunakan untuk membaca berapa poin sosialmu?

Poin yang bagus berarti kamu patuh, rajin, taat, ramah, berbakti, dan lain-lain. Poin yang rendah, artinya kamu suka marah-marah, sering melanggar lampu lalu lintas, hingga mungkin sering karaokean hingga suntuk.

Bagaimana kalau pernah melakukan kejahatan? Baik yang disengaja, maupun yang tidak terlibat secara langsung. Jangan harap hidupmu tenteram. Soalnya "di atas dahimu" sudah tertulis, "ini penjahat."

Jangan tertawa dulu, tersebab per tahun 2020, sistem ini sudah menjadi kenyataan dan berlaku bagi seluruh masyarakat China. Proyek yang dimulai sejak 2014 ini telah mampu membuat seluruh penduduk China ketar-ketir.

Namanya Social Credit System (atau Sistem Poin Sosial).

Ini bukan sekadar sistem, tapi juga kebijakan pemerintah China dalam mengontrol perilaku warganya. Dengan demikian, sang serigala berbulu domba akan lebih mudah dinilai secara objektif.

Sistem ini tidak sekadar mengumpul atau mereduksi poin saja. Secara masif, ia bisa juga digunakan sebagai takaran kelayakan penduduknya.

Menentukan Nilai Poin Sosial

Secara umum, mudah menentukan poin sosial seseorang dari catatan perbankan dan pajaknya. Mereka yang rajin bayar pajak dan sering telat bayar cicilan, tentu poinnya berbeda. Database ini sangat mudah didapat dari catatan perbankan, lembaga pemerintah, atau perusahaan swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun