Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cilaka 13, Kompasiana Ulang Tahun ke-13

23 Oktober 2021   19:47 Diperbarui: 23 Oktober 2021   19:58 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cilaka 13, Kompasiana Ulang Tahun ke-13. (kompasiana.com)

wikipedia.org
wikipedia.org

Ternyata angka 13 berhubungan dengan 13 negara bagian pada saat Amerika mendeklarasikan kemerdekaannya. Namun, angka 13 yang satu ini jelas tidak sial.

Dalam Numerologi, seseorang yang lahir pada angka 13 juga memiliki kedalaman intelektual yang luar biasa. Mereka bisa saja tampil sebagai orang biasa, namun Anda akan terkejut dengan ide dan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun kadang mereka juga tidak tahu dari mana asal talentanya.

Mungkin memang benar jika kesialan angka 13 hanya propaganda kapitalis saja. Sebabnya tradisi asli budaya lain tidak menganggapnya demikian.

Dalam banyak mitologi, angka 13 justru mewakili kebaikan, bahkan keberuntungan. Di Italia, angka 13 malahan dianggap keberuntungan. Begitu pula dalam budaya Aztek, Tibet, dan Mongolia.

Di China. Bunyi fonetik 13 adalah Yu-san. Mirip dengan kalimat, Saya-naik (atas). Angka ini termasuk salah satu deretan angka hoki yang sering digunakan.

Nah, kembali kepada usia ke-13 Kompasiana. Apakah merupakan kesialan atau hanya mitologi halu saja. Acek sendiri lebih menyutujui kepercayaan Yahudi dalam menerjemahkannya.

Bagi bangsa Yahudi, angka 13 dianggap sebagai simbol mandiri. Mewakili usia kedewasaan. Angka ini ternyata dipilih karena 13 adalah usia remaja memasuki pubertas. Nah... Cocoklah untuk bacaan Kamasutra ala Acek.

Kembali kepada Numerologi. Acek kutip kembali;

"Jelek atau bagus tergantung persepsi dan penanganannya. Jika berada di tangan sang ahli, angka 13 adalah angka keramat nan sakti."

Ini hanya kesimpulan spekulatif. Bisa saja tahun ini adalah tahun yang pas bagi Kompasiana untuk duduk diam, mengamati, dan berefleksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun