Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sodom-Gomora, Sains, Keyakinan, dan Standar Ganda

19 Oktober 2021   04:26 Diperbarui: 19 Oktober 2021   05:01 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sodom dan Gomora adalah kisah yang tertera dalam kitab suci agama Samawi. Disebutkan sebagai contoh terbaik atas hukuman Tuhan akibat dosa besar manusia yang tak bisa diampuni.

Konon Tuhan yang marah lantas menurunkan hujan api dan belerang atas dua kota tersebut. Tidak ada yang bisa selamat, manusia, hewan, hingga tumbuh-tumbuhan mati terbakar.

Kisah ini pun menjadi pelajaran. Dosa besar yang dimaksud adalah percintaan sesama jenis. Bahkan hingga kini, kata Sodomi digunakan dalam berbagai bahasa untuk menjelaskan hubungan seks anal.

Kisah dalam kitab suci tidak perlu pembuktian. Bagi para pemeluk agama Samawi, keyakinan lebih kuat daripada jejak sejarah.

Namun, ternyata para saintis berhasil menemukan jejak dari kota Sodom. Tepatnya pada situs Tall el-Hammam yang kini berada di wilayah Yordania.

Situs ini berasal dari zaman perunggu sekitar 3700 tahun lalu. Terdapat tembok dengan tinggi 15 meter, tebal 30 meter, dan membentang sepanjang 2,5 kilometer. 

Bagaimana dengan hukuman Tuhan?

Para arkeolog menghubungkannya dengan ledakan meteor di atas langit. Gelombang panas beradiasi pun menghancurkan area tersebut hingga lenyap tak berbekas. Panasnya antara 8.000 hingga 12.000 derajat celcius.

Ledakan meteor di atas langit ini juga pernah terjadi di abad modern. Di Tunguska pada tahun 1908 dan Chelyabisk pada Februari 2013. Kedua lokasi ini berada di Rusia.

Petaka di Chelyabisk, membuat sekitar 1200 orang cedera. Sebagian besar akibat kaca jendela yang pecah. Selain itu, hampir 3000 bangunan rusak di sekitar sana akibat gelombang kejut yang dihasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun