Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kompasiana, Milenial, Fanatik, dan Pengunduran Diri

15 Oktober 2021   19:36 Diperbarui: 15 Oktober 2021   19:44 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka berdiskusi panjang lebar tentang kiprah di Kompasiana. Mulai dari awal terbentuknya rumah kos ini hingga catatan jualan di Kompasiana dalam 10 tahun terakhir.

Tanpa mereka sadari, percakapan mereka diamati oleh jutaan pasang mata lainnya. Mereka tidak kelihatan, tersebab kelompok ini lebih menyukai posisi balkon yang lebih terbuka. Mereka adalah kelompok Milenial.

Mungkin ada sebagian kaum lawas yang memperhatikan mereka. Atau bisa juga tidak. Atau mereka mungkin diacuhkan.

Apakah yang dilakukan kelompok milenial ini? Mereka menyusun kisahnya sendiri. Pada saat yang sama ketika kelompok lawas menerbitkan jualannya, jutaan kaum muda ini juga melakukan hal yang sama. 

Para milenial diuntungkan dengan sesama milenial yang datang berkunjung. Tampan muda, cantik, dan luwes. Jelas lebih diminati oleh sesama jomlo yang ingin cari jodoh. Lagipula, para unyu-unyu ini lebih paham teknologi bot, pot, not, dan ot-ot lainnya. 

Hingga suatu ketika, kagetlah para tetua. Anime yang dulunya dipandang sebelah mata, kini jadi hits. Pengelola yang senyap tanpa disadari mulai duduk di atas balkon.

Topik Pilihan yang disukai kaum gaek tidak lagi diloloskan. Tip dan cara dilakoni, keminggrisan mendominasi. Tetiba kursus Bahasa Indonesia Daeng KP sepi. Kaedah SPOK tidak lagi diminati. 

Apakah terjadi benturan? Tidak, karena Acek sendiri tidak bisa membedakan yang mana tulisan para tetua dan para temuda. Yang pasti, takada tersangka.

Karena dalam senyap, para milenial juga memperhatikan. Siapakah para gaek yang telah lama melegenda. Para milenial diam-diam menguping kisah kasih Pak Tjip dan Bu Rose. Dalam senyap mereka juga mengunjungi laman-laman centang biru yang sudah ada lebih dahulu.

Dan seharusnya ini oke banget. Karena milenial Indonesia tidak saja canggih. Mereka juga sangat sopan dan tahu diri. Menyapa kaum lawas adalah sebuah keharusan. Itulah kehebatan mereka.

Apa yang kemudian bisa dilakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun