Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tidak Perlu Repotin Tuhan, Ada 7 Hukum Alam

2 Oktober 2021   18:10 Diperbarui: 2 Oktober 2021   18:12 2843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seven laws of the universe (twinkl.es)

Kaum otak kiri akan menanyakan sebab penderitaan, sementara kaum otak kanan akan menyertakan makna penderitaan. Atas nama Tuhan, semuanya harus didamaikan.

"Tuhan itu ada, dan Ia telah menyediakan kehidupan dan segala mekanismenya." Sebuah kutipan yang anonymous, tapi relevan.

Mekanisme yang dimaksud adalah hukum alam alias cosmic laws. Ia mampu menjawab pertanyaan tentang penderitaan manusia, sekaligus solusinya.

Sungguh beruntung ketika istri saya mengirimkan sebuah link Youtube. Judulnya saja menarik, "Ngaji Filsuf."

Ahaaa! Solusi indah perdamaian bagi kaum otak kiri dan kanan.

Kanal itu milik Dr. Fahrudin Faiz, tetapi teorinya adalah milik William Walker Atkinson. Isinya tentang 7 Hukum Alam (7 cosmic laws).

Law of Vibration (Hukum Getaran)

Bahwa segala sesuatu itu bergetar, sebagaimana diri kita yang diam, tetapi memiliki perasaan. Vibrasi itu menular. Jika kita sedang sedih, orang di sekitar kita bisa turut merasakannya. Seberapa besar pun usaha kita untuk menutupinya.

Vibrasi itu juga searah. Law of vibration mengajarkan tentang bagaimana pentingnya menarik energi positif. Cukup dengan berfokus kepada hal yang indah saja.

Kendati susah, layak untuk diusahakan. Bangkitkanlah memori indahmu. Vibrasi yang dipancarkan dapat menarik energi positif baru. Sesuatu yang saya sebut dengan Hoki.

The Law of Relativity (Hukum Relativitas)

Penilaian itu relatif. Seberapa kaya dirimu, itu sangat tergantung kepada siapa kita membandingkan.

Kalau pun sekarang masih kalah kaya dari tetangga, belum tentu demikian, sepuluh tahun mendatang. Jika perbandingan terus menerus dilakukan, maka kita akan paham bahwa kita akan selalu berada di tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun