Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Ramalan tentang Soeharto jadi Presiden, Nomor 3 Dibayar Mahal

25 September 2021   07:42 Diperbarui: 25 September 2021   07:45 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Ramalan Tentang Soeharto Jadi Presiden. Nomer 3 Dibayar Mahal (manado.tribunnews.com)

Bukan hanya guru spiritual dan Bung Karno saja, seorang penjual batu akik juga pernah meramalkan Soeharto akan jadi presiden. Kisah ini tertuang dalam buku otobiografi ibu Tien; Siti Hartinah Soeharto, Ibu Utama Indonesia.

Entah bagaimana awalnya, syahdan suatu hari seorang pria berusia 50 tahun berkunjung ke rumah Soeharto. Kala itu Soeharto masih berpangkat Mayor Jenderal di Pangkostrad.

Pria itu keturunan India dan berbicara dengan menggunakan campuran bahasa Indonesia dan Inggris. Pria tersebut kemudian diterima oleh Ibu Tien.

Ternyata sang pria adalah penjual batu akik. Berbagai jenis permata ia tunjukkan kepad ibu Tien, dan sang pemilik rumah tetap saja tidak tertarik.

Hingga kemudian pria asing itu mengeluarkan jurus ampuhnya. Ia mengaku kepada ibu Tien jika ia bisa meramal nasib seseorang.

Ternyata ibu Tien lebih tertarik kepada ramalan daripada batu akik. Pria India itu lantas komat-kamit dan menceritakan masa lalu ibu Tien. Ternyata banyak yang cocok.

Ibu Tien pun jadi penasaran. Ia ingin meramal masa depannya. Berbincang-bincang santai tapi serius, pembahasan berlanjut ke nasib Soeharto.

Sekali lagi sang peramal tersebut komat-kamit dan berkata;

"Madam... suami Madam akan berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan Mister Soekarno (presiden)."

Sontak ibu Tien hanya tersenyum, karena ia tidak percaya. Dalam pikirannya, jabatan tertinggi yang akan dipangku oleh Soeharto hanyalah Menteri/Panglima AD menggantikan Ahmad Yani.

Sang pria pun lanjut berkata; "Ibu tidak perlu percaya ramalan saya, yang ia perlukan hanya membayar jasa ramalan saya," sahut sang pria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun