Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar Filosofi Bercocok Tanam dari Isu Sakitnya Megawati

12 September 2021   04:13 Diperbarui: 12 September 2021   08:15 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Filosofi Bercocok Tanam dari Isu Sakitnya Megawati (tribunnews.com)

Ada yang mengatakan jika para matan penguasa senang berkebun. Konon mereka sudah muak dengan manusia munafik. Sementara kebiasaan mereka untuk memberi perintah, bisa tetap dilakukan kepada tanaman yang tidak pernah membantah.

Jelas cerita ini adalah konsep stereotip tentang post-power syndrome. Tapi, ada juga benarnya. Tanaman adalah mahluk hidup yang paling unik. Mereka tumbuh dengan segala kemandiriannya. Tidak berkomunikasi, tidak pula berinteraksi.

Dengan memelihara tanaman, manusia belajar memahami. Bagaimana naluri dapat memberikan hasil yang maksimal. Terkadang kita tidak perlu mendengarkan banyak pendapat, tidak semua keluhan bisa kita tampung, tetapi cara yang terbaik adalah melakukan apa yang terbaik berdasarkan nurani kita. 

**

Tanaman diciptakan Tuhan untuk melengkapi hidup ini. Tanpanya, dunia akan gersang. Seringkali kita memandang kehadiran tanaman sebelah mata, padahal okisgen yang kita butuhkan ada padanya.

Adalah pilihan bagi kita untuk melestarikan tanaman atau menghancurkannya. Sebagaimana pilihan kita sebagai politikus kecil-kecilan dalam kehidupan. Berdamai dengan keadaan bisa membuat usia manusia lebih panjang.

Janganlah sedikit-sedikit menciptakan konflik dengan memboikot kemungkinan perdamaian atau yang kita kenal sebagai cancel culture. Jangankan menghargai hidup, orang yang masih sehat saja bisa diisukan meninggal. Piye to. 

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun