Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar Filosofi Bercocok Tanam dari Isu Sakitnya Megawati

12 September 2021   04:13 Diperbarui: 12 September 2021   08:15 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Filosofi Bercocok Tanam dari Isu Sakitnya Megawati (tribunnews.com)

Megawati Soekarnoputri diisukan sakit. Berita beredar dengan cepat di media sosial.

Hal tersebut langsung dibantah oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Pernyataan resminya disampaikan secara tertulis kepada media massa.

Hasto juga menambahkan Jika Megawati selalu menjalani pola hidup sehat, seperti olahraga dan bercocok tanam. Memberikan signal bahwa ia memiliki resiko kecil untuk jatuh sakit.

Hobi bercocok tanam Megawati ini bukan rahasia umum lagi. Sebelumnya, Megawati sendiri pernah membuat pernyataan, yakni pada saat mengunjungi Kebun Raya Kuningan, 2019 silam. 

Megawati dalam kapaistasnya sebagai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia mengisahkan jika hobinya ini sudah lama ditekuni. Sejak ia menjadi anggota DPR, tepatnya Komisi IV yang mengurus masalah pertanian, kehutanan, dan imigrasi.

Bercocok tanam punya segudang manfaat. Semuanya berhubungan dengan kesehatan fisik dan juga mental. Mulai dari olah raga sederhana, ajang melepas kejenuhan, hingga melatih otak agar tidak pikun.

Bagi saya sendiri, pemilihan hobi bercocok tanam dari Ketua Umum PDIP ini sangatlah tepat. Bukan merujuk kepada sosok pribadinya, tapi terkait profesinya sebagai seorang politikus.

Berbicara tentang politik, ada dua pendapat yang berlawanan. Sebagian mengartikannya sebagai konflik kepentingan individu atau kelompok tertentu. Kehadiran para politikus dianggap sebagai pelaku kekuasaan yang hanya mempertahankan hak-hak istimewa kelompok tertentu.

Sementara pandangan kedua mengarah kepada penciptaan keadilan dan ketertiban dalam penyelenggaraan tata negara.

Kendati kedua pandangan ini berbeda, mereka memiliki arsiran yang sama. Yakni, bagaimana seseorang mengambil peranannya masing-masing dalam kehidupan sosial secara keseluruhan (baca: publik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun