Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Tuhan, Ini Owe, Acong"

2 September 2021   15:15 Diperbarui: 2 September 2021   15:25 2139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haryanto Halim (seide.id)

"Tuhan, ini owe, Acong." Itu saja.

Orang-orang yang mendengarkannya pada ketawa. Tapi, Acong tidak memedulikannya. Ia tetap melakukan rutinitas yang sama berulang-ulang.

"Tuhan, ini owe, Acong." Itu saja.

Suatu ketika si Acong jatuh sakit dan harus dilarikan ke ICU. Ia tidak bisa beraktivitas, apalagi ke pasar. Namun, dalam hatinya, ia selalu berdoa;

"Tuhan, ini owe, Acong." Itu saja dan berulang-ulang kali.

Hingga suatu waktu, si Acong bermimpi dalam sakitnya. Ada sesosok tubuh dengan wajah bersih. Ia kemudian memegang kepala Acong sambil berbisik.

"Acong, ini Owe."

Sontak, si Acong langsung terbangun dan meloncat dari tempat tidurnya. Dengan panik ia berlari-lari mengitari rumah sakit, dan berteriak;

"Suster, suster, mana Tuhan?"

Para suster yang kebingunan pun bertanya kepada si Acong, "Siapa yang kamu cari?"

"Tuhan, suster. Tadi Tuhan di sini pegang kepala owe," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun