Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ganefo: Fakta Olimpiade "Kiri" Indonesia yang Nyaris Terlupakan

8 Agustus 2021   10:08 Diperbarui: 8 Agustus 2021   10:37 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganefo: Fakta Olimpiade Kiri Indonesia yang Nyaris Terlupakan (tirto.id)

Keputusan dibuat dengan sangat cepat. Menteri Maladi ditugaskan sebagai ketua Panpel. Konferensi persiapan dilaksanakan di Jakarta, bulan April 1963. Tercatat 10 negara hadir sebagai anggota tetap, dan 2 sebagai pengamat.

Hanya dalam waktu kurang dari tujuh bulan, Olimpiade tandingan ini sudah berlangsung. Tercatat 51 negara hadir sebagai peserta.

Tanggal 10 November 1963

Warga Jakarta telah datang memenuhi Stadiun Utama Gelora Bung Karno. Jalan Jenderal Soedirman terlihat penuh padat. Ratusan umbul-umbul dan bendera merah putih memenuhi jalan. Lautan massa rapat kelihatan.

Tiket pembukaan sudah habis. Jumlahnya disediakan untuk seratus ribu penonton. Itu pun masih banyak yang tidak kebagian.

Tak berapa lama, Soekarno turun dari Helikopter. Riuh sambutan penonton menyambut parade defile negara peserta.  

Harun Al-Rasjid, seorang atlet Indonesia berlari membawa obor. Tungku api Ganefo pun menyala. Bendera-bendera negara kontingen dikibarkan, diiringi dengan lagu Himne Ganefo.

Suasana kemudian kembali hening. Soekarno naik ke atas podium;

"Dengan ini, Ganefo Saya buka..." singkat dalam tiga bahasa. Indonesia, Inggris, dan Prancis.

Meriam didentumkan, balon-balon dilayangkan, ribuan merpati juga diterbangkan. Melambangkan kemeriahan, suka cita, dan perdamaian.

Jika Anda berpikiran bahwa Ganefo menyontek konsep Olimpiade, tidak 100% benar juga. Acara yang diinisiasi oleh Indonesia ini tidak sekadar pesta olahraga saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun