Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Duit 2T Akidi, Bisa Saja Milik Mukidi

2 Agustus 2021   15:48 Diperbarui: 2 Agustus 2021   19:48 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya untuk belanja dan bekal anak di sana. Uang sekolah pun masih dikirim dari Indonesia. Yang pasti tidak sampe 2T.

Nama saya dan istri tertera di tengah tulisan "or." Hingga sang petugas bank berkata;

Cara yang terbaik adalah menambahkan nama anak pada rekening tersebut. Tersebab jika kedua orangtua meninggal, sang anak akan membutuhkan proses yang sangat panjang untuk mencairkannya.

Sang petugas bank bahkan berseloroh. "Kalau Anda meninggal, jangan dulu bilang ke kami. Tunggu sampai anak Anda menguras isinya melalui ATM."

Karena jika sang empunya rekening sudah meninggal, maka ATM pun akan diblokir. Masuk akal. Tersebab Singapura memang negara Kia-su. (penuh perhitungan).  

Surat wasiat? Bisa saja, tapi orang sehat biasanya alergi wasiat. Padahal kematian bisa datang kapan saja. Pesawat jatuh hingga kepala bonyok kena durian runtuh.

Jadi, cara yang teraman adalah menggunakan sebanyak-banyaknya nama pada tabungan. Itu mungkin yang tidak sempat dilakukan Akidi. Padahal memang mungkin uangnya banyak.

Yang bikin kaget saya lagi, sang petugas bank berkata sambil berseloroh; "Banyak mayat orang asing (non-Singapura) yang kaya-kaya di sini."

Termasuk orang Indonesia. Teori Akidi kembali masuk akal. Meskipun 2T susah diterima akal.

Tidak perlu jauh-jauh punya duit sampai ke Singapura. Di Indonesia pun banyak kasus yang sama. Malas menjelaskan, kalau mau tahu caranya, sila klik artikel di Kompas.com ini.

Jadi, sebaiknya jangan pelit. Gunakanlah nama bersama istri pada rekeningmu. Kecuali itu buat selingkuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun