Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suster Denise Bergon, "Berbohonglah untuk Menyelamatkan Nyawa Manusia"

24 Juli 2021   05:22 Diperbarui: 24 Juli 2021   07:43 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suster Denise Bergon, Kisah Keteladanan Sang Biarawati Notre Dame (dailymail.co.uk)

Dalam setiap tragedi, selalu ada aksi heroik. Perimbangan bisa terjadi kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja.

Itulah prinsip yang diyakini oleh Suster Denise Bergon, saat Jerman-Nazi menduduki Prancis pada tahun 1940.

Kendati Jerman memberikan keleluasan bagi Prancis untuk menjalankan pemerintahan dengan zona bebasnya sendiri, orang Yahudi di Prancis tetap jadi incaran.

Pemerintahan boneka Philippe Petain yang berbasis di Vichy tetap mengeluarkan undang-undang Anti Yahudi untuk mengakomodir hasrat sang Fuehrer.

Orang-orang Yahudi di Prancis harus ditangkap dan ditahan di wilayah Prancis, dan seluruh asetnya bisa disita.

Gereja Katolik mengambil sikapnya sendiri. Di Vatikan, Paus Pius XI telah mengutuk dan menolak klaim NAZI tentang superioritas rasial.

Sementara penggantinya Pius XII telah membantu orang-orang Yahudi. Baik dari sisi diplomasi maupun gerakan rahasia.

Di Jerman maupun di setiap daerah pendudukannya, para iman Katolik diberikan kebebasan untuk mengambil sikap. Sebagian memilih untuk tidak memihak, sebagian lagi dengan cergas melakukan perlawanan.

Pada tanggal 23 Agustus 1942, Uskup Agung Tolouse, Jules-Geraud Saliege mengirim surat kepada seluruh pastornya. Isinya adalah pernyataan sikap terhadap aksi NAZI di Prancis.

"[...] Orang Yahudi adalah bagian dari umat manusia. Mereka adalah saudara kita. Seorang Kristen tidak akan melupakan ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun