Baca juga: D-Day: Kemenangan Sekutu, Derita Wanita Prancis, Digunduli dan Dibunuh
Perang berlangsung cukup lama. Kondisi anak-anak semakin bahaya. Kabar penggeledahan semakin kencang, Suster Denise mulai khwatir.
Ia pun melakukan persiapan. Di tengah malam pada saat semua orang sudah tidur, Suster Denise menggali lubang di tanah, menyembunyikan seluruh identitas dari para anak Yahudi.
Kekhwatiran sekolah menjadi kenyataan. Pada bulan Mei 1944, pasukan SS NAZI yang paling ditakuti tiba di daerah mereka.
Suatu hari bel berbunyi, seorang lelaki anggota Pemberontak Prancis Maquis datang dengan tergesa-gesa. Ia menemui direktur sekolah.
Pria tersebut memberikan kabar bahwa pasukan SS telah mengetahui rahasia bahwa biara tersebut terdapat anak-anak Yahudi yang disembunyikan. Ada yang membocorkan!
Baca juga: Ketika Perempuan-perempuan Jerman Diperkosa Tentara Merah
Suster Denise pun menyusun rencana baru. Mereka harus mendekam di sebuah ruangan kecil di dalam kapel. Panjangnya 2,5m dan tinggi hanya 1,5m saja. Tidak bisa berdiri, dan tidak bisa terlentang.
Anak-anak mendekam di dalam sana selama 5 hari. Hanya bisa keluar sebentar di saat dini hari. Untuk buang air kecil, olahraga, makan, dan minum.
"Bayangkan jika para biarawan tertangkap, apa jadinya nasi anak-anak,"Â ungkap Suster Denise.
Untung bagi anak-anak, entah kenapa, pasukan SS tidak masuk ke dalam biara. Tapi, mereka meninggalkan jejak mengerikan.