Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suster Denise Bergon, "Berbohonglah untuk Menyelamatkan Nyawa Manusia"

24 Juli 2021   05:22 Diperbarui: 24 Juli 2021   07:43 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suster Denise Bergon, Kisah Keteladanan Sang Biarawati Notre Dame (dailymail.co.uk)

Annie berhasil melarikan diri dari kamp tahanan. Kala itu usianya 16 tahun. Ia pindah ke rumah bibinya di Tolouse.

Kendati keluarga bibinya tidak terdaftar sebagai keluarga Yahudi, tapi tidak lantas bebas razia NAZI. 

Suatu hari pada tahun 1942, seorang polisi mendatangi rumah tersebut. Mereka meminta sang bibi menunjukkan buku keluarga dan mencocokkannya dengan anggota keluarga.

Untungnya, salah satu sepupu Annie pergi beli roti. Jadilah ia menjadi sang sepupu. Annie selamat!

Baca juga: Pemerkosaan Massal Tentara Merah, Bunuh Diri Massal Wanita Jerman

Sepucuk surat datang ke rumah bibi Annie. Asalnya dari Helene yang masih bersembunyi dekat Tours.

Upaya penyelamatan pun segera disusun. Seorang wanita muda anggota Pemberontak Prancis Maquis yang ditugaskan.

Jadilah sebuah kisah petualangan yang mendebarkan. Sang wanita membawa dokumen-dokumen palsu. Mereka harus melewati beberapa penggeledahan dan interogasi.

Daerah tujuannya adalah sekolah asrama di biara tempat Suster Denise berada. Annie sudah terlebih dahulu di sana. Helene pun selamat sampai di sana.

Suster Denise tahu persis konsekuensinya jika tentara NAZI mengetahui aksinya. Ia tidak peduli pada keselamatan dirinya, tapi ia khwatir dengan keselamatan sesama biarawati.

Untuk itu, Suster Denise harus menjalankan hal yang lebih berat lagi. Berbohong kepada orang asing, dan juga kepada sesama Biarawati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun