Politik dan nama besar beda-beda tipis. Menjadi seorang presiden tentunya harus dikenal dulu.
Siapa yang sangka, jika Albert Einstein hampir saja menjadi Presiden Israel? Itu jika ia tidak menolak tawaran Chaim Weizzman, Presiden Israel pertama.
Chaim memberi gelar kepada Albert Einstein sebagai "orang terbesar Yahudi yang masih hidup." Menurutnya, Einstein adalah satu-satunya kandidat yang pantas menggantikannya.
Jadilah Kedutaan Besar Israel mengirim surat kepada Eisntein. Tanggal 17 November, isinya penawaran resmi menjadi Presiden Israel.
Pihak Israel juga memberikan penawaran yang mengesankan. Einstein bisa pindah ke Israel, fasilitas negara yang lengkap, meneruskan minatnya di bidang ilmiah.
Tidak perlu terlalu pusing dengan masalah politik. Bagaimana pun juga itu hanyalah kepresidenan. Sosok simbolis bangsa.
Kala itu, usia Einstein sudah 73. Sebuah tawaran yang cukup menggiurkan di masa tua. Andaikan ia menerima, predikat Einstein akan lengkap. Sebagai ilmuwan termuktahir, dan juga pemimpin bangsa.
Pihak Israel tentu telah mempertimbangkan popularitas Einstein di mata rakyatnya. Meskipun Einstein tidak pernah berada di Israel, ia adalah seorang Yahudi.
Ia adalah seorang sosok yang cinta damai. Penerima Nobel dan juga pejuang hak bangsa Yahudi. Di Jerman, ia telah lama memprotes anti-semitisme dan cita-cita NAZI, jauh sebelum Hitler berkuasa.
Meskipun ia melarikan diri ke Amerika, ia selalu memperjuangkan hak bangsa Yahudi dari jauh. Di Amerika, ia ramai menyerukan agar Eropa harus terbebas dari Hitler.
Ditambah lagi, Einstein adalah seorang ilmuwan besar. Kepintarannya tentu berguna bagi Israel. Hitungan matematikanya akan sangat membantu negara yang sedang berkembang ini.