Proses pembuatan film tersebut hanya memakan waktu 5 menit saja, dan melibatkan sedikit orang.
"Film tersebut tidak pernah diinginkan sebagai film porno. Gambarnya hanya mengisahkan tayangan seorang pria yang kelihatan seperti Soekarno yang baru ingin berbuat sesuatu dengan wanita agen rahasia Soviet,"Â pungkas Maheu yang dikutip dari sumber (historia.id).
Amerika jelas memiliki kepentingan besar di balik pembuatan film tersebut. Mengisahkan kepada dunia bahwa Indonesia di bawah tekanan Soviet, dan sekaligus menjatuhkan pamor Soeharto di mata rakyatnya.
Pada akhirnya fim yang seyogyanya diberi judul "Happy Days" tersebut tidak pernah disebarkan, meskipun beberapa gambar sempat bocor ke Indonesia dan beberapa negara di Asia dan Eropa.
Kendati demikian, trik kotor yang dilakukan oleh CIA sepertinya tidak memiliki dampak yang besar. Tidak menjatuhkan kekuasaan Soekarno dan tidak membuat hubungan Indonesia dan Soviet menjadi renggang di masa itu.
Joseph B. Smith, pria yang memerankan Soekarno dalam memoarnya mengatakan bahwa sesungguhnya mereka telah berhasil. Gambar tersebut telah sampai ke tangan pers di seluruh dunia.
Namun dalam buku karya Conboy dan Morrison yang berjudul "Feet to the Fire: CIA Covert Operations in Indonesia," Samuel Halpern mengatakan bahwa ide yang sedianya dibuat untuk menjatuhkan Soekarno justru menjadi bumerang balik. Â
"Di beberapa negara Dunia Ketiga, Seorang pria berwarna yang berhasil meniduri wanita kuli putih, justru disukai."
Tidak ada kabar lebih jauh mengenai keberadaan film Happy Days tersebut. Entah sudah dimusnahkan atau masih berada dalam arsip CIA. Yang jelas jika muncul lagi, semua orang sudah tahu jika itu adalah praktik kotor buatan CIA.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI