Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Orang Tionghoa Percaya Takhayul?

15 April 2021   05:58 Diperbarui: 15 April 2021   06:00 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Orang Tionghoa Percaya Takhayul? (irsihtimes.com)

Masalah lintas generasi bagi orang Tionghoa adalah tradisi yang masih dipertahankan. Pikiran milenial sangat sulit menerima adat dan tata cara yang telah diwariskan turun temurun.

Apa yang dulunya dianggap sakral, kini terasa takhayul. Perkembangan teknologi telah membentuk pikiran kritis. Anak kecil tidak bisa lagi ditakut-takuti dengan cerita mitos yang hanya "konon" terdengar.

Kendati demikian, masih banyak aturan tradisi orang Tionghoa yang beredar di masyarakat. Tidak ada penjelasan yang berarti, pokoknya harus dijalankan.

Di sinilah sumber masalahnya. Akibatnya sering terjadi pertengkaran yang tidak perlu atas perbedaan pendapat ini.

Saya termasuk yang dulunya kritis terhadap hal yang dianggap takhayul. Jika ibu mulai mengomel, otak logikaku langsung membantahnya. Akibatnya aku pernah menjadi anak yang pembangkang.

Tapi, di saat anak-anak sudah beranjak dewasa, justru kebalikan aku yang kadang memarahi mereka.

Hal sepele seperti menggoyang-goyang kaki saat makan. Alasannya karena menghilangkan hoki. Padahal saya sendiri tahu, tidak ada korelasi antara hoki dan kaki bergoyang.

Lantas mengapa tradisi yang dianggap tidak relevan lagi masih dipertahankan?

Berbakti kepada Orangtua

Salah satu konsep Pendidikan keluarga yang diwariskan oleh orang tionghoa adalah "Hauw" atau Bakti. Hauw adalah konsep konfusianisme yang diterjemahkan sebagai kewajiban mutlak bagi seorang anak untuk berbakti kepada orangtua.

Konfusius meyakini dengan mempertahankan tradisi Hauw, maka moral akan tumbuh dalam keluarga. Selanjutnya akan tumbuh menjadi tata krama yang mempengaruhi kehidupan sosial yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun