Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Legenda Perburuan Penyihir: Tragedi Kelam Kemanusiaan

27 September 2020   18:12 Diperbarui: 27 September 2020   18:13 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perburuan dan Eksekusi Penyihir (sumber: idntimes.com)

Sayangnya, sistem peradilan di kala itu, benar-benar dimanfaatkan oleh para penegak hukum yang korup. 

Semakin banyak orang dibakar di depan umum, semakin banyak uang yang didapatkan dari pemerintah. Akibatnya ada saja cara untuk mendapatkan lebih banyak 'penyihir' untuk dieksekusi.

Metode yang mereka lakukan adalah melibatkan pengumpulan informasi dari para warga, sehingga jumlah korban meningkat, akibat banyaknya intrik yang muncul dari masyarakat yang bermusuhan untuk melenyapkan musuh-musuhnya.

Demikian hebatnya kisah ini, sehingga di Republik Ceko, ada perayaan khusus yang dibuat untuk memperingati kematian penyihir. Tanggal yang ditetapkan adalah 30 April dan masih menjadi tradisi turun menurun bagi sebagian komunitas kecil.

Fanatisme Terhadap Dogma Keagamaan di Prancis.

Prancis termasuk negara yang lebih awal mempraktikkan perburuan terhadap penyihir. Diulas dari laman The Encyclopedia, pada abad kegelapan tersebut, Prancis memiliki tatanan sosial yang cenderung fanatik terhadap dogma-dogma keagamaan.

Kisah perburuan dan eksekusi penyihir hingga saat ini masih tercatat dengan baik. Alasan klasik juga masih sama. Mulai dari kebencian, kefanatikan ideologi, ketidakpahaman akan sains, hingga rumor tidak berdasar, semua menjadi dasar hukum untuk pembantaian massal ini.

Wasana kata.

Abad pertengahan di Eropa adalah masa yang kelam. Pemerintahan yang korup ditambah dengan serangan wabah, bencana kelaparan, dan kegagalan panen, membuat masyarakat mudah menyalahkan dan melampiaskan amarahnya.

Dalam abad kelam ini, sejarah mencatat lebih dari 500.000 orang yang telah dibunuh dari hasil perburuan penyihir, dan 85% diantaranya berasal dari kaum wanita.

Kaum wanita mudah diasosiasikan sebagai golongan penyihir, karena dianggap lemah dan tak berdaya oleh dominasi pria yang sangat kuat di zaman itu.

Pun halnya dengan golongan masyarakat yang tidak memiliki hubungan sosial yang kuat, hanya karena alasan tidak disukai, ia dengan mudah berakhir di tiang gantungan.

Hingga saat ini, sihir masih menjadi perdebatan yang tidak pasti, namun kisah tentang penyihir sudah menjadi legenda rakyat ratusan tahun yang lalu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun