Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Melihat ke Dalam Isi Otak Pelaku Mutilasi Apartemen Kalibata

20 September 2020   08:58 Diperbarui: 20 September 2020   09:02 5887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pelaku Multilasi Apartemen Kalibata (sumber: correcto.id)

Sementara, para partisipan yang enggan melanjutkan permainan video game ini, ditemukan peningkatan aktivitas otak berbeda, pada Fusiform Gyrus. Dengan demikian, Dr. Pascal Molenberghs menyimpulkan bahwa perasaan bersalah sebenarnya sangat berhubungan dengan aktivitas otak tertentu.

Penelitian terpisah lainnya, juga menyatakan bahwa kebanyakan aksi pembunuhan dilakukan dari keinginan yang besar untuk melakukan hal yang benar.

Dr. Alan Fiske dari University of California menyatakan, bahwa alibi utama dari para pelaku pembunuhan adalah bahwa "mereka harus melakukannya dan bahwa itu secara moral diperlukan." Meskipun, bukan dalam keadaan terdesak.

Hal senada juga dikemukakan oleh Dr. Gerhard Roth, seorang ilmuwan asal Jerman. Ia mengklaim telah menemukan bagian 'otak jahat' yang terdapat dalam kepala pembunuh, pemerkosa, dan perampok.

'Bagian jahat' itu terletak pada lobus tengah otak dan ketika dipindai dengan sinar-X, bagian tersebut muncul sebagai massa gelap.

Penelitian dilakukan dengan meminta para pelaku kejahatan yang diminta untuk menonton film pendek yang berisikan adegan brutal dan kotor.

Para partisipan dengan catatan tindak kriminal, tidak menunjukan emosi, perasaan bersalah, atau rasa sedih, malahan massa gelap di depan otak, muncul di semua hasil scan.

Penelitian yang dilakukan berbagai tempat ini, sudah memikirkan hal yang lebih jauh lagi. Diharapkan penelitian mengenai cara kerja otak pembunuh, dapat mencari solusi untuk mendeteksi potensi otak yang bisa menjadi pembunuh.

Dr. Alan Fiske percaya bahwa tindak kejahatan memiliki genetik kecenderungan kekerasan. Ia menyebutkan adanya kasus dimana seseorang menjadi penjahat akibat dari tumor, cedera, atau defisit fisiologis, karena zat-zat tertentu seperti serotonin di otak depan tidak bekerja secara efektif.

Meskipun teorinya ini ditentang oleh Dr. Jens Foell, pakar neuropsikolog dari Florida State Universty, namun Foell setuju bahwa ada hubungan antara bagian otak dan kontrol emosional. Dalam arti yang lebih sederhana, perasaan manusia berhubungan dengan cara kerja otak.

Agama apapun, selalu menekankan bahwa membunuh adalah dosa besar. Dan memang secara logika, membunuh adalah hal yang sangat sulit dilakukan oleh manusia normal pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun