Para saintis telah lama direcoki dengan ide-ide seperti ini. Sudah lebih dari satu abad lamanya, penelitian mengenai gaya komunikasi dari 'mahluk yang bukan mahluk' ini telah dilakukan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, penemuan-penemuan baru terhadap dunia flora semakin mengejutkan. Berikut ada beberapa fakta yang mungkin jarang diketahui terhadap perilaku tumbuhan.
Tumbuhan belajar berasosiasi dari sinyal alam dan buatan.
Berdasarkan laporan The Age, serangkaian percobaan di University of Western Australia, beberapa jenis tanaman mampu mengingat dan merespon sinyal manusia.
Peneliti menempatkan tanaman kacang di dalam tabung dengan dua lubang. Selama tiga hari, mereka meniupkan kipas dan memberi sinar warna biru pada lubang yang sama.
Pada hari keempat, peneliti meniup kipas dari arah yang berbeda, tanpa cahaya. Sebagian besar tanaman tumbuh ke arah kipas, seolah-olah mereka paham asosiasi antara kipas dan kedatangan cahaya.
Dalam percobaan lain, tim peneliti juga membuktikan bahwa akar tanaman kacang tumbuh ke arah suara air mengalir, yang menyatakan bahwa akar tersebut memberi respon terhadap bunyi air.
Tumbuhan memiliki pola pertahanan diri yang unik.
Beberapa tanaman seperti lavender dan jeruk, terbukti dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mengusir nyamuk. Namun, ternyata hampir semua tanaman memiliki kemampuan untuk mengeluarkan semacam bau yang dapat melindungi diri mereka dari serangan serangga.
Bisa dikatakan jika selembar daun dimakan ulat, maka tanaman tersebut dapat mengeluarkan bau peringatan yang ditangkap tumbuhan terdekat untuk mengeluarkan senyawa lain untuk mengusir serangga, atau menarik pemangsa seperti burung atau lebah untuk memakan ulat tersebut. Â
Tumbuhan berkomunikasi dengan tetangganya.Â
Pada saat ancaman kekeringan melanda, tanaman akan menutup pori pada daunnya sebagai langkah melindungi diri. Pada umumnya, sinyal kekeringan ini diterima dari 'tanda-tanda alam', seperti kelembaban udara, atau cahaya matahari.
Namun ternyata, para ilmuwan dapat membuktikan, bahwa sinya ini juga bisa diperoleh dari 'bisik-bisik tetangga'.
Sebuah percobaan dilakukan oleh Prov. Ariel Novoplansky, dari Ben-Gurion University, Negev, Israel. Ia menempatkan sederet tanaman pot dan memastikan setiap tanaman hanya memiliki dua akar, satu di potnya, akar lainnya di pot tetangga.