Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahun 2020: Indonesia Akan Hancur Jika Tidak Mengubah Nama Menjadi Nusantara

2 September 2020   06:45 Diperbarui: 2 September 2020   06:53 4814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia dan Nusantara (sumber: jurnalislam.com)

Contoh, seseorang yang memiliki nama lengkap Kurniawan Hadi Pratikno, bisa saja memiliki 6 nama yang berbeda. "Kurniawan, Hadi, Didi, Pratikno, Wawan, Kurnia" plus nama-nama julukan yang mungkin tidak berhubungan dengan namanya.

Dari sekian nama yang berbeda, maka akan ada beberapa energi yang berbeda pula. Untuk menyeimbangi nama, maka penulis akan memilih salah satu nama panggilan terbaik baginya.

Hal ini sudah cukup, sepanjang nama panggilan tersebut tidak mengandung unsur trauma, dan ia menerima dan memahami apa makna dari nama panggilan tersebut yang akan ia tanamkan dalam alam bawah sadarnya, untuk mengubah kelemahannya menjadi kekuatan.

Bagaimana dengan energi nama Indonesia vs Nusantara?

Pun halnya dengan Indonesia. Dalam sejarah bangsa, selain kata Indonesia, ada enam nama lainnya yang (pernah) melekat pada negeri ini, meskipun dengan bobot yang berbeda-beda.

Keenam nama tersebut adalah: 1) Hindia Belanda, 2) Nederlandsc Oost-Indie, 3) Insulinde, 4) The Malay Archipelago, 5) Indunesia, dan 6) Nusantara.

Nama Nederlandsc Oost-Indie, Insulinde, The Malay Archipelago, Indunesia, adalah bagian dari sejarah yang jarang diketahui oleh banyak orang, dan dengan sendirinya memiliki energi yang sangat lemah.

Sementara nama Hindia Belanda, adalah nama yang cukup umum menggambarkan Indonesia sebelum kemerdekaan. Nama ini biasanya akan disinggung pada pelajaran sejarah, sehingga cukup melekat dalam benak kita, dan memiliki energi yang moderat.

Nama Nusantara sendiri, sangat umum digunakan sebagai 'julukan' bagi Indonesia. Energinya luas, karena sangat familiar di telinga kita, dan juga sangat positif dalam penggunaanya.

Dengan demikian, maka sebenarnya nama resmi Indonesia tidak perlu diubah lagi, karena nama Nusantara yang energinya masih berkibar hingga saat ini, tidak lain tidak bukan, telah mewakili Indonesia itu sendiri.

Bagaimana jika kita ngotot, tetap mengubah nama Indonesia menjadi Nusantara?

Dalam Numerologi, pembacaan karakter menggunakan dua indikator dengan bobot yang sama kuat. Tanggal lahir menceritakan takdir, apa tujuan kita lahir di Indonesia, sementara nama adalah nasib, yang mewakili kemampuan manusia untuk berubah.

Tanggal lahir hanya satu dan tidak bisa dirubah, demikian juga dengan makna dari kelahiran itu sendiri. Jokowi adalah presiden ke-7 Indonesia, dan tidak ada lagi Jokowi -Jokowi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun