Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Kesepian dan Mitha yang Menawan

27 Agustus 2020   05:57 Diperbarui: 27 Agustus 2020   05:54 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: soberistas.wordpress.com)

Mitha tidak butuh baju yang mahal, apalagi harta berlimpah. Akulah yang menentukan kapan saatnya ia makan, dan kapan saatnya ia tidur.

Begitu pula dengan Dian yang selalu diam. Ia telah memakan umpanku, menemani Om Dahlan untuk pesta semalam. Pesta yang cukup mahal untuk harga seratus juta per layanan.

Mitha tidak tertarik dengan uang, dan kuyakin Om Dahlan terlalu gengsi untuk menyentuh dirinya.

Tiwi yang masih muda, tentunya menarik untuk digoda. Kepolosan anak mahasiswi, membuatku muak dengan erangan duniawi demi sepeser uang yang tersaji.  

Mitha tidak perlu digoda, ia sudah terbiasa menemami tuannya demi segelas susu.

Syenni yang sudah bersuami, pandai menimbulkan rasa empati. Ia rela melucuti cincin kawinnya, hanya demi kalung emas yang ditukar dengan kenikmatan yang bergegas.

Mitha tidak pernah mengeluh, satu-satunya kalung imitasi sebagai tanda kepemilikanku, tak pernah ia lepaskan.

Aku terlalu memahami wanita, alibi yang cukup untuk tidak pernah jatuh hati. Tidak ada cinta sejati, yang ada hanyalah amaran di tengah selangkangan.

Cinta abadi hanya bagi mereka yang anarki, naif menyintasi kehidupan yang penuh apati. Untuk apa membela diri, hingga pada akhirnya akan tersakiti.

Mitha tidak perlu dicintai. Ia cukup tahu diri dengan melayaniku. Aku memiliki kuasa penuh atas dirinya. Tidak akan ada yang pernah tahu kapan aku akan memeluknya, dan kapan aku akan mencampakkannya.

Mitha tidak punya pilihan. Menemaniku atau kembali sebagai binatang jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun