Namun ada sebuah cerita yang menarik dari Bahar, supir pribadi penulis. Sebagai seorang yang dituakan di kampungnya, ia adalah seorang pria yang baik hati.
Selain menjadi supir, Bahar memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang yang dapat 'menyembuhkan'. Tentunya bukan dokter atau mantri, namun ia diyakini memiliki kemampuan untuk membersihkan jiwa atau rumah yang dikuasai oleh mahluk gelap.
Banyak yang meminta bantuannya untuk membacakan doa, khususnya jika ada yang dirasuki oleh mahluk halus.
Penulis pernah bertanya kepada Bahar tentang trik yang ia lakukan untuk mengusir para hantu. Ia menjawab, "Pada dasarnya hantu sama saja dengan manusia, mereka bukan sesuatu yang harus dibenci."
"Aku hanya mengasihani mereka dan membacakan doa-doa yang dapat menenangkan, sambil mengharapkan yang terbaik bagi mereka." Disini kuncinya! Kekuatan kasih sayang kepada sesama mahluk!
**
Dalam Buddhisme, ada sebuah filosofi yang bernama "Metta" (Cinta Kasih), atau sifat yang dapat menghaluskan hati seseorang, sehingga dapat menimbulkan perasaan sejati.
Filosofi ini mengajarkan bahwa setiap manusia seyogyanya memiliki keinginan, harapan dan niat suci terhadap kebahagiaan semua mahluk tanpa terkecuali.
Sebagaimana perasaan seorang ibu yang menyayangi anak tunggalnya, demikianlah Metta harus dipancarkan kepada alam semesta dan seluruh isinya.
Turunan dari sifat Metta, adalah bentuk-bentuk kebijakan baik lainnya seperti, welas asih, pemaaf, penyayang, baik hati, dan lain sebagainya.
Disebutkan bahwa pada dasarnya setiap manusia sudah memiliki sifat Metta ini, namun karena situasi, lingkungan, hingga kondisi sehari-hari, sifat Metta ini lambat laun akan terkikis.