Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengenang Soedjono Hoemardani, Jenderal Dukun, Menteri Urusan Mistis, dan Penasihat Spiritual Soeharto

24 Juli 2020   15:01 Diperbarui: 25 Juli 2020   17:24 31154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Soedjono Hoemardani (kiri) dan Presiden Soeharto (kanan). sumber: tribunnews.com

Era Soeharto adalah bagian dari negara ini, terlepas dari sedikit torehan tinta hitam pada masa pemerintahannya, banyak yang menyadari (atau tidak menyadari), bahwa Indonesia di tangan The Smiling General ini, pernah menikmati puncak kejayaan.

Era keemasan tersebut, tentu tidak terlepas juga dari "para pembantu presiden", khususnya kiprah dari orang-orang terdekat beliau.

Namun mungkin banyak yang tidak terlalu mengenal sosok dari Mayor Jenderal Soedjono Hoemardani, yang merupakan staf pribadi Soeharto yang memegang urusan keuangan dan ekonomi.

Yang pasti, nama tersebut masih kalah pamor dengan nama-nama besar lainnya seperti Harmoko, Jenderal Try Sutrisno, atau Sudwikatmono. Namun, menurut sumber, hanya Soedjono-lah yang mendapatkan izin masuk ke kamar Soeharto, selain ibu Tien.

Yang lebih menghebohkan lagi, Soedjono juga dikenal sebagai dukun yang handal dan penasihat spiritual Soeharto. Saking kuatnya pengaruh beliau kepada sang Presiden, jurnalis memberinya gelar sebagai "Rasputin Indonesia."

Nah, sebelum kita mengulik lebih jauh lagi mengenai sang Jenderal ini, mari kita melihat dulu sejarah dan kiprahnya, hingga bisa menjadi salah satu orang kepercayaan Soeharto.

Awal Karir Militer Soedjono Humardani.

Sedari muda, Soedjono tak jauh-jauh dari dunia ekonomi. Setelah lulus dari HIS Surakarta, ia sekolah di Gemeentelijke Handels School, sebuah sekolah dagang di Semarang.

Setelah tamat sekolah, ia kembali ke Solo dan meneruskan usaha ayahnya yang merupakan pedagang yang memasok berbagai jenis bahan makanan dan pakaian pamong serta abdi keraton.

Selain itu, ia juga menjalankan fungsi organisasi pergerakan bernama Indonesia Muda, sebagai bendahara. Di zaman Jepang, pada saat usia yang masih muda, ia telah menjadi fukudanco (wakil komandan) dari keibodan (pembantu polisi). Disinilah awal perkenalannya dengan dunia militer dimulai.

Di zaman revolusi, Soedjono bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang merupakan cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan bertugas untuk mengelola bidang ekonomi dan keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun