Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zhuge Liang, Kisah Panglima Perang dan Paranormal Legendaris

28 Juni 2020   06:26 Diperbarui: 11 Juni 2021   11:19 12847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Zhuge Liang (qingshuroads.org)

Baca juga: Teungku Tapa, Panglima Perang Aceh Melawan Belanda yang Terlupakan

Meskipun hingga sekarang, masih banyak yang menganggap bahwa ketenaran beliau adalah karena ia memiliki kekuatan sebagai manusia titisan dewa, namun hal yang dapat diteladani dari Zhuge Liang, adalah contoh yang baik yang diberikan melalui ketokohannya.

Rasa Kemanusiaan dan Dedikasi yang Tinggi.

Posisi politiknya yang tinggi sebagai ahli strategi dan Perdana Menteri tidak membuat dirinya kehilangan rasa kemanusiaan yang tinggi. Hal ini yang membedakannya dengan para ahli strategi sebelumnya.

Pada penyerangan ke selatan dengan menaklukan Nanzhong yang dihuni oleh suku Nanman (suku barbar selatan), Zhuge Liang berhasil menangkap Meng Huo, pemimpin Nanzhong sebanyak 7 kali dan melepaskannya, sampai akhirnya Meng Huo menyerah tunduk pada Zhuge Liang dan diangkat sebagai gubernur di wilayah selatan tersebut.

Dedikasi yang tinggi juga menandai ketokohan dari Zhuge Liang. Pada tahun 234M saat menghadapi pasukan Wei yang dipimpin oleh Shima Yi, Zhuge Liang sadar bahwa pasukannya memiliki harapan yang tipis untuk memenangkan peperangan.

Ditengah sakit kerasnya, Zhuge Liang kemudian menunjuk Jiang Wei sebagai penerusnya, sambil menyusun strategi besar agar pasukan Shu dapat keluar dari pertempuran dan menghindari korban jiwa yang besar.

Baca juga: Sejarah Singkat tentang Makam Panglima Shaman di Subulussalam Aceh

Pada saat Zhuge Liang meninggal dunia, Jiang Wei kemudian menjaga berita kematian Zhuge Liang, sambil menjalankan strateginya sampai mereka kembali dengan selamat di lembah Baoye untuk kembali ke Hanzhong.

Namun sayangnya, Shima Yi menyadari strategi ini dan berhasil menaklukkan pasukan Shu. Setelah perang berakhir, Sima Yi pergi ke sisa-sisa perkemahan Shu yang telah kosong dan menganugerahi Zhuge Liang sebagai 'The greatest mind under heaven'. (Pikiran Terbesar di bawah Surga).

Wasana Kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun