Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Para "Cinderella" yang Menjual Keperawanannya dengan Harga Fantastis, Ada dari Indonesia Lho!

22 Mei 2020   10:20 Diperbarui: 22 Mei 2020   11:32 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keperawanan. Sumber: idntimes.com

Pria yang berpikiran konservatif tidak menganggap bahwa keperawanan hanya sekedar kondisi fisik saja, namun juga masalah kepercayaan bahwa sang wanita dapat mengontrol diri mereka.

Selain itu, tidak dapat dipungkiri bagi lelaki yang memiliki pasangan yang masih perawan adalah sebuah keistimewaan. Hak eksklusif ini dapat disamakan dengan harga diri.

Dari sisi wanita juga tidak kalah pentingnya. Dapat menjaga kehormatan dan menyerahkan kesucian kepada sang pujangga hati adalah sebuah kebanggaan. Hal ini dapat menjadi sebuah klaim bahwa ia adalah seorang wanita yang dapat menjaga diri dengan baik.

Namun tidak jarang juga, dengan perkembangan pemikiran modern, banyak kalangan masyarakat yang tidak memandang nilai keperawanan sebagai sebuah hal yang harus dikultuskan.

Cara mereka melihat keperawanan sebagai sebuah hal yang lebih bebas berdasarkan berbagai macam alasan. Tetapi alasan yang terutama adalah, "jika anda mencintai seseorang, janganlah melihat pada masa lalunya."

Hal ini juga diamini oleh beberapa lelaki yang memiliki pikiran yang lebih liberal. Bagi mereka, harta terpenting dalam sebuah pernikahan adalah ketulusan dan kejujuran. Keperawanan hanyalah sebuah status biologis saja.

Nah, pertanyaan menggelitik datang kepada kita semua. Andaikan anda punya uang seabrek-abrek seperti Paman Gober, apakah anda akan membeli keperawanan gadis idola pujaan anda?  

Sumber: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun