Kendali Politik yang Keras
Siapa bilang kalau para pemimpin Kim terpilih atas kemauannya sendiri? Semuanya berdasarkan pemilihan dari rakyat yang sesuai dengan proses demokrasi sosialis yang diterapkan di negara tersebut.
Pada hari pemilihan umum, seluruh warga Korea Utara yang berusia 17 tahun keatas diwajibkan untuk memilih. Namun kertas suara hanya memiliki 1 nama didalamnya dan warga tidak perlu mencentang kotak atau mengisi apa pun, cukup mengambil selembar kertas itu dan memasukkannya ke kotak suara. Cukup adil bukan?
Mungkin ada juga yang mengira bahwa menjadi pejabat di Korea Utara pasti terjamin hidupnya. Iya bisa saja, asal jangan ketiduran. Seperti pada tahun 2015, Menteri Pertahanan Korea Utara dieksekusi secara terbuka dengan senjata anti-pesawat, karena tertidur dalam salah satu acara Kim Jong Un.
Penghormatan Agung terhadap Keluarga Kim
Bukanlah rahasia lagi siapapun yang mengunjungi Pyongyang harus membungkuk di hadapan dua patung mantan petinggi Korea Utara, yakni Kim Il Sung dan Kim Jong Il, tanpa terkecuali warga lokal maupun wisatawan.
Nah, karena keluarga Kim mendapatkan tempat tertinggi di Korea Utara, maka seluruh marga Kim disana yang tidak memiliki hubungan darah, diharuskan untuk mengganti namanya, dan aturan ini tergolong baru, karena baru terjadi di zaman pemerintahan Kim Jong-Un.
Bukan hanya patung, namun seluruh foto dan gambar keluarga Kim harus mendapatkan tempat yang terhormat. Jika ada kebakaran maka lukisan para pemimpin agung yang wajib berada pada setiap rumah, harus diselamatkan terlebih dahulu.
Bahkan kabarnya harus diprioritaskan diatas anggota keluarganya sendiri. Awal tahun ini ada laporan seorang ibu dipenjara karena lebih menyelamatkan anak-anaknya ketimbang potret sang pemimpin.
Demikian pula dengan koran, tidak bisa dilipat. Lha kenapa? karena koran di Korea Utara setiap hari pasti memuat foto pemimpin Kim Jong-Un. Dan melipat wajah Kim yang berwibawa, bisa berabe dibuatnya.
Barang Kapitalisme Dilarang
