Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karma Kelompok: Apakah Manusia Pantas Dihukum Atas Apa yang Telah Dilakukan kepada Alam?

16 April 2020   12:34 Diperbarui: 16 April 2020   12:29 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Konsep Karma. Sumber: lifestyle.okezone.com

Terperangan jika mendengar kabar kecelakaan tragis,"Satu keluarga mati terbakar di dalam ruko, akibat arus pendek."

Iman menggelitik, Nurani tak berkutik, menyisakan pertanyaan yang tak pernah terusik. Atas kuasa Tuhan, semua terjadi dan manusia hanya bisa menghela nafas apati.

Sebagai manusia, kita menyadari bahwa kematian adalah suatu hal yang tidak terelakkan.

Meskipun masih menjadi misteri penciptaan, namun sebuah jawaban dalam diri masing-masing yang bernama "keyakinan" telah terbentuk.

Kesadaran bahwa kematian adalah hal yang pasti, membuat manusia selalu siap menerima takdir bahwa pada suatu saat dirinya akan meninggalkan dunia fana ini.

Kematian adalah pada saat fungsi tubuh individu sudah tidak berjalan lagi, oleh sebab itu kematian adalah hal yang sangat personal.

Kematian tidak menular, yang berarti bahwa seseorang meninggal tidak serta merta berkorelasi langsung terhadap kematian orang lain.

Meskipun kadang kita mengenal penyebab kematian berasal dari orang lain, seperti pembunuhan, penyakit menular, atau kesedihan yang mendalam, namun tetap, kematian bersifat personal.

Jika demikian, mengapa ada sebuah kejadian yang memakan beberapa korban sekaligus?

Dalam teori karma, ada sebuah istilah yang disebut dengan Karma Kelompok.

Konsepnya adalah bibit karma yang dibuat oleh sekelompok orang dan tumbuh menjadi buah karma yang dinikmati secara bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun