Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Laboratorium Senjata Biologis Pemusnah Massal Itu Benar-benar Ada

26 Maret 2020   10:56 Diperbarui: 26 Maret 2020   11:14 4050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Boombastis.com

Di era modern, Jerman menjadi negara terdepan dalam studi bakteriologi dan memulai penggunaan senjata biologis antara tahun 1915 -- 1917 yang dilancarkan di Argentina, Rumania, Skandinavia, Spanyol, dan Amerika. Tujuannya untuk menganggu suplai hewan ternak bagi musuh dan menginfeksi kuda dan keledai militer.

Pada tahun 1944, para ilmuwan di Jerman meneliti berbagai jenis nyamuk yang dapat hidup cukup lama untuk dilepas ke wilayah musuh Jerman. Pada akhir uji coba, direktur lembaga ini merekomendasikan nyamuk jenis anopheles, genus terkenal karena kemampuannya menularkan malaria ke manusia.

Namun demikian, karena Jerman menandatangani protokol Jenewa 1925, Adolf Hitler secara resmi menyatakan mengesampingkan penggunaan biologis dan Kimia selama Perang Dunia ke-II. Penelitian ini tetap berlanjut dengan penuh kerahasaiaan.

Sampai dengan Perang Dunia II, Anthrax menjadi yang paling sering digunakan. Demikian pula dengan uji coba yang dilakukan oleh Inggris yang memproduksi kue-kue dengan kandungan Anthrax. Tujuannya adalah mempersiapkan langkah balasan jika Jerman menginvasi Inggris.  

Unit 731 Jepang

Ditengah-tengah berkecamuknya Perang Pasifik, Jepang mengambil langkah yang lebih maju dengan mengembangkan bom yang mengandung bakteri Anthrax. Konon Jepang memanfaatkan sejumlah hewan dan tawanan perang sebagai kelinci percobaan.

Unit 731 (Nana-San-Ichi-Butai) yang awalnya bernama Boeki Kyusuibu (Unit Pencegahan Epidemi dan Pemurnian Air) adalah merupakan fakta pertama dalam sejarah kemanusiaan terhadap adanya laboratorium pengembangan senjata biologis yang terorganisir

Unit ini dipimpin oleh Shiri Ishii, seorang dokter militer Jepang yang sangat ambisius. Proyek ini bahkan didukung oleh kekaisaran dan melakukan riset di fasilitas besar yang berpusat di Manchuria dan juga beberapa stasiun penelitian lainnya di China, Singapura, Thailand dan Indonesia.

Era Modern

Usai Perang Dunia ke-II, pengembangan senjata biologis lebih banyak dikuasai oleh negara pemenang dan bergulir dibawah bayang-bayang pengembangan nuklir.

Fakta bahwa senjata biologis juga merupakan ancaman yang mengerikan membuat Inggris dan Uni Soviet menghelat Konvensi Senjata Biologis pada 10 April 1972.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun