Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mindfulness yang Berarti Berkonsentrasi, Tidak Lebih, Tidak Kurang

15 Maret 2020   11:33 Diperbarui: 15 Maret 2020   11:40 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Art Plus Marketing

Melihat segala sesuatu apa adanya.

Bagaimana dengan obyek pikiran yang dinamis? Seperti keadaan rumit yang sedang dihadapi. Kembali... Awasi tanpa tendensi. Sadari apa bentuk permasalahannya, apa konsekuensi yang dapat muncul, apa langkah yang bisa diambil untuk menyelesaikannya.

Yang terpenting adalah melihat masalah sebagai sebuah fenomena hidup yang umum dan tidak perlu dicampur-adukkan dengan ketakutan-ketakutan yang belum terjadi.

Kembali kepada Obyek.

Jika pikiran mulai terdistorsi, maka rehatlah sejenak dengan memerhatikan aliran nafas atau mencari obyek atau kegiatan yang dapat membantu kembali berfokus. Minum kopi sambil memerhatikan setiap kegiatan menyeduh, meminum, menelan. Bentuk gelas kopi juga dapat menjadi sasaran konsentrasi. Perhatikan detail bentuk dan warna sampai pikiran anda kembali tenang.

Jika anda telah terbiasa melakukan hal ini, maka anda akan merasa lebih nyaman dan tenang. Dengan melakukan rehat pada otak, maka kadang kita akan mendapatkan solusi yang lebih baik dari yang disangka. Hal ini akan sangat membantu diri untuk mengatasi penyakit batin seperti, risau, resah, khwatir, yang merupakan bagian dari pola pikir yang terdistorsi. 

Bagaimana jika kita sedang senang dan Bahagia? Apakah masih perlu untuk melakukan praktik Mindfulness ini?

Ingatlah bahwa kebahagiaan yang melonjak-lonjak adalah juga pikiran yang terdistorsi. Manusia selalu mencari kebahagiaan dengan memuaskan indranya. Hal ini kemudian menimbulkan ketagihan yang dapat menjadi berbahaya jika tidak terpenuhi, padahal sebenarnya kita sadar bahwa kebahagiaan tidak selamanya bisa dimiliki.

Praktik mindfulness pada saat berbahagia sama pentingnya dengan pada saat bersedih. Caranya adalah nikmati kebahagiaan dengan cara menyadarinya. 

Sadari bahwa mengapa anda berbahagia? Apa penyebab kebahagiaan? Siapa saja yang pantas mendapatkan kredit atas kebahagiaan? Apa yang dapat dilakukan kepada orang lain dari kebahagiaan yang anda dapatkan. Dengan demikian maka anda dapat menularkan kebahagiaan anda kepada orang lain, tanpa harus berjingkrak-jingkrak tidak karuan.

Praktik Mindfulness mudah dilakukan, selebihnya terserah anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun