Masa lalu bukan untuk disesali, masa depan bukan untuk ditakuti. Berfokus kepada situasi saat sekarang adalah hal terbaik yang dapat dilakukan. Apa yang kita lakukan akan menentukan masa depan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu.
Praktik mindfulness erat kaitannya dengan kegiatan meditasi, namun kita dapat melakukan hal ini tanpa harus terlibat kedalam kegiatan meditasi mendalam. Dengan sedikit latihan, kita dapat menjadikan hal ini sebagai sebuah kebiasaan.
Intinya adalah kita akan selalu berada dalam tahap "sadar" apa yang sedang dilakukan. Sadar bahwa kita sedang berjalan, sadar bahwa kita sedang duduk, sadar bahwa kita sedang berbicara dengan seseorang. Untuk memulai hal ini, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
Fokus kepada kegiatan panca indra.
Perhatikan setiap detail apa yang disajikan oleh mata. Lihatlah barang yang berserakan di atas meja, kenali obyeknya satu persatu, perhatikan bentuk, warna, dan juga keunikan-keunikan lainnya pada obyek tersebut.
Demikian pula terhadap suara yang kita dengar, suara burung, suara kendaraan, amatilah... dengarkan bunyi suaranya dengan nada yang tersedia.
Lakukan hal yang sama dengan makanan yang dimakan, suhu yang dirasakan, sentuhan sentuhan halus pada gelas, bantal, meja, dan lain sebagainya.
Pada saat berbicara dengan seseorang, dengarkanlah konten pembicaraan yang diucapkan. Perhatikan wajah, amati Gerakan tubuhnya.
Tidak bertendensi.
Setiap saat jika kita melihat sesuatu, maka pikiran akan mengarahkan kepada pengalaman masa lalu. Melihat isi lemari yang berserakan, maka pikiran akan beralih ke istri yang sedang berada di luar kota. Mendengarkan lagu nostalgia sendu, wajah mantan muncul dari balik selimut.
Pada saat kegiatan mindfulness dilakukan, yang perlu dilakukan hanya berfokus kepada obyek saja. Melihat gelas kopi sebagai fungsinya sebagai alat minum, Menyadari hujan sebagai fenomena alam, dan melihat senja sebagai sesuatu yang pasti terjadi tanpa memberikan penilaian.