Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Shibal Biyong yang Bisa Lebih Ngetren dari K-Pop dan Drakor

9 Maret 2020   19:31 Diperbarui: 11 Maret 2020   15:54 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terjadi jika pendapatan tidak mampu lagi menjamin masa depan?

Menarik untuk menyimak fenomena sosial yang terjadi di negeri Korea Selatan. Bukan hanya K-Pop atau Dra-Ko, tapi juga sebuah fenomena sosial baru yang bernama Shibal Biyong.

Perasaan pesimis, frustasi, marah akhirnya menyerah, menyelimuti hampir sebagian anak muda warga Korea Selatan. Bagaimana tidak, seberapa keras mereka bekerja, secara logika, tetap tidak dapat membeli rumah.

Shibal Biyong ini menciptakan sebuah fenomena dari para kawula muda yang cenderung menghabiskan uangnya untuk berfoya-foya. Gaya hidup Hedon, menjadi satu-satunya pilihan karena tidak melihat jalan keluar atas harapan masa depan.

Jika tidak teratasi dengan baik, maka kebiasaan menghamburkan uang akibat rasa frustasi, akan menimbulkan dampak sosial yang jauh lebih berbahaya lagi. Bayangkan saja, apa yang terjadi jika para kawula muda yang seharusnya berada pada masa keemasannya menjadi frustasi karena kehabisan uang?

Mari kita menelusuri akar dari fenomena yang arti sebenarnya adalah Shibal (ungkapan frustasi) dan Biyong (pengeluaran) atau dalam Bahasa inggrisnya adalah f**ck it expense.

Sebenarnya harga kebutuhan yang semakin tinggi dan rasa frustasi untuk menabung tidak saja menjadi satu-satunya alasan terjadinya fenomena ini. Ada beberapa hal lain yang mendasari;

Kesuitan mencari Pekerjaan.

Di Korea Selatan, monopoli konglomerasi dari keluarga besar dan Gerontrocracy masih sangat dominan. (kekuasaan dikendalikan oleh orang yang berumur). Hal ini kemudian membuat sulitnya mendapat pekerjaan jika tidak mempunyai koneksi pada lingkaran penguasa ekonomi.

Ketimpangan Sosial.

Sebuah survei dari National Youth Policy Institute pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 46% anak muda Korea Selatan percaya bahwa membeli rumah sama dengan mengumpulkan minimal 20 tahun dari total pendapatan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun