Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbohong itu Mudah, Bisa Atas Nama Kebaikan dan Keterpaksaan

12 Februari 2020   17:15 Diperbarui: 12 Februari 2020   17:55 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freeimages.com

Dalam kitab keyakinan kepercayaan dan kitab kang-auw khayalan, bebohong sudah pasti adalah dosa. Tidak bisa ditawar dan tidak ada pengecualian.

Kalau berdosa, ganjarannya masuk neraka. Api-nya kejam memanas membakar jiwa yang gamang berdusta.

Mari kita jujur, adakah manusia yang tidak pernah berbohong? Tidak ada manusia yang tidak berdosa, mungkin itu jawaban yang paling tepat.

"Disinilah makna berdoa dan mohon ampun.", begitu kata pemuka agama yang kebetulan tetangga.

"Tapi saya berbohong demi kebaikan loh... Kalau berkata sejujurnya, ayah saya bakal sakit jantung."

Pemuka agama darimanapun akan bingung menghadapi dilema berbohong atas nama kebaikan. Buntut buntutnya, "mari kita berdoa agar dosa diampuni."

Lupakan Iblis, abaikan malaikat... Manusia pada dasarnya terlahirkan sebagai pembohong, termasuk penulis. Jangan merepotkan Tuhan, karena manusia adalah pendosa.

*****

Lucunya, kadang manusia suka dibohongi dan lebih parah lagi, yang berbohong kadang tidak sadar bahwa dia sedang berbohong.

Konon kabarnya, beberapa kasus dapat menjadi pengecualian. "Berbohong atas nama kebaikan" atau bertemu dengan kondisi "terpaksa berbohong" adalah alasan yang paling klasik.

Ditambah lagi dengan sifat manusia yang suka memaafkan, maka kadang kebohongan bukanlah masalah, apalagi jika sudah ada bumbu rayuan gombal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun