Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Balada Sang Tikus di Tahun Tikus

22 Januari 2020   15:08 Diperbarui: 24 Januari 2020   20:24 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa lagi ini hari?" Ujarku padanya.

"Dak tau mi deh pak." Balasnya, seolah olah tidak ingin menjadi pahlawan kesiangan.

Tikus termasuk hewan sosial yang suka berkomunikasi. Caranya adalah dengan menggunakan sistem yang disebut dengan urine making. Menandai wilayah dan sumber makanan yang tersedia, dengan menyebarkan urine. Dengan demikian, maka area disekitar jebakan pasti sudah tidak luput lagi dari kencing tikus.  

Widya, sang kepala toko dengan senyum tanpa daya menyodorkan sebungkus kantong plastik hitam.

"Obat terbaru yang bernama obat biru dari **** (nama perusahaan anti pestisida).

"Kalau dimakan, nanti tikusnya merasa haus dan gerah, dan keluar ki dari toko mencari udara segar." Hmmm... cukup masuk akal, apalagi ada embel embel dari perusahaan terkenal yang pantas untuk dicoba.

Hari keempat setelah Tahun Baru... Dua buah susu cair, satu teh kotak, dan satu bungkus gula cair menjadi korban. Obat Biru...? Membuat sang Tikus haus, hingga mencari minuman segar pelepas dahaga. Sang Tikus.... Masih bebas berkeliaran dengan penuh misteri.

Muchtar, sang supir yang juga montir, konon kabarnya adalah keturunan ke-13 Sultan Hasanuddin. Memiliki keahlian bongkar pasang mesin dan jimat taksin. Menawarkan solusi perangkap tikus buatan sendiri dengan bonus bacaan mantra Abidin.

"Masuk ki ini Tikus besok pak." Ujar Muchtar dengan penuh percaya diri sambil menunjuk ke arah kerangkeng besi buatannya.

"karamak ki inne" (keramat), sambil menunjuk ke arah kertas coklat buram yang tertempel pada rang besi.

Akupun hanya bisa pasrah, atau lebih tepatnya berharap agar kehadiran mantra Abidin warisan nenek moyang tidak mencoreng harga diriku sebagai orang Makassar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun