Jika kita memutuskan untuk larut dalam kesedihan mendalam maka kita akan memperpanjang derita dan sekaligus menciptakan karma buruk yang baru, yang tidak sehat bagi diri kita. (sama seperti contoh menahan nafas). Ini belum termasuk reaksi kita yang dapat memberikan kesedihan bagi orang lain.
Sebaliknya, jika kita legowo menerimanya, maka Karma buruk yang berbuah dalam beberapa detik pun akan hilang. Kita akan merasa lebih "plong"Â dan orang orang yang kita kasihi pun tidak akan bersedih.
Dengan pikiran yang kacau seperti larut dalam kesedihan, tidak akan membuat kita menemukan jalan keluar yang baik. Dengan bersikap tenang dan memikirkan langkah kedepan, maka kita mempunyai kemungkinan yang lebih besar menemukan jalan keluar yang terbaik.
Dengan mengembangkan sikap batin yang baik, untuk menerima Karma apa adanya, maka efek Karma buruk akan menjadi minimal. Dengan kata lain, kita menderita bukan karena efek dari berbuahnya Karma buruk, namun karena kita mengeluhkan Karma buruk tersebut.
Untuk itu, maka sebenarnya Karma hanya berada pada level personal saja, karena buah Karma yang berbuah, hanya pada level perasaan. Selanjutnya, kita mempunyai kekuatan penuh untuk memotong berlanjutnya penderitaan akibat dari buah Karma buruk yang kita terima. Karma tidak diwariskan.
Bagaimana KARMA dari sisi NUMEROLOGI?Â
KARMA (2.1.9.4.1 = 17 = 8).
Energi 8 adalah sesuatu yang besar dan tidak ada habisnya.
Dalam Bahasa Inggris, beberapa kata yang memiliki energi yang sama adalah; GOD, TRUST, FAITH, CREATOR, dan LEGACY.
Dalam Bahasa Indonesia, seperti; ADIL, MASSA, KERAJAAN, KEHIDUPAN, dan JANJI.
SALAM ANGKA
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Pythagorean Numerologist
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI