Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema PKS Usung Anies Baswedan

29 Agustus 2022   10:25 Diperbarui: 29 Agustus 2022   10:29 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengaku lelah diluar kekuasaan itu berarti PKS harus dapat optimal di pilpres 2024 dalam mengusung capresnya, mungkinkah PKS sendiri alami dilema ketika akan mengusung Anies Baswedan?

Tidak dipungkiri bahwa peranan partai politik dalam demokrasi. Apa lagi kita bicara konteks Indonesia, dimana siapapun yang akan mencalonkan sebagai calon presiden mekanismenya melalui partai politik sangat dominan.

Menjadi efek yang saling berpengaruh terutama pada suara partai politik itu sendiri, yang mana keterpilihanya juga ditentukan figure-figure yang akan di usung oleh partai itu termasuk calon presiden dapat mempengaruhi kekuasaan partai tersebut.

Kita berkaca pada pilpres 2019 lalu. Suara PDIP dapat meraih hasil tertinggi yakni sekitar 19,3% tentu ada pengaruh dari partai itu mengusung Joko Widodo dalam pilpres 2019.

Meski tidak dapat dikesampingkan pemilih akar rumput PDIP juga jumlahnya tidak sedikit. Akan tetapi efek jokowi, setidaknya memiliki pengaruh yang besar pada suara PDIP

Selain itu merangkaknya Gerindra pada posisi ke-3 perolehan suara pada 2019 dengan nilai 12,7% juga tidak lepas dari pengaruh Prabowo Subianto yang saat itu juga mencalonkan sebagai Presiden.

Seperti diketahui adanya dua calon saat itu di pilpres 2019, jika tidak mendukung Jokowi sudah pasti mereka akan lari kepada Prabowo Subianto. Itu sesuatu yang tidak akan ditampik jika mereka "pemilih" ingin berkontribusi suara pada pilpres.

Yang mana efek dari ekor jas sangat berpengaruh terhadap partai politik. Siapa yang akan mereka usung sebagai capres, menjadi representasi penting pada perolehan suara partai tersebut.

Untuk itu partai politik dalam mencapreskan figure atau tokoh yang elektabilitasnya tinggi. Pada kenyataannya sangat berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh oleh partai politik pada kekuasaan politik.

Seperti diketahui kursi di DPR berpengaruh pada perolehan suara partai politik. Dan mungkin mentri itu dapat kemungkinan besar di raih jika partai politik punya koalisi mendukung capres terpilih.

Atau partai politik itu menjadi suksesor utama memenangkan figure capres yang di usungnya. Tetap akan dominan dalam menerapkan kekuasaan politik. Ya dapat kita lihat bagaimana peranan PDIP di pemerintahan Jokowi saat ini. Merekalah yang dominan dalam mengerakan kekuasaan.

Sudah pasti peranan yang dominan dalam mensukseskan capres menjadi penting bagi partai politik. Akan tetapi dengan PKS yang ingin juga di dalam istana, mungkinkah realistis jika PKS sendiri secara tegas mengusung figure yang elektabilitasnya tinggi seperti Anies Baswedan?

Tentu tidak semudah itu partai politik seperti PKS sendiri mengusung tokoh di luar partai meski elektabilitasnya tinggi seperti Anies Baswedan. Soalnya Anies belum tentu juga akan di usung oleh partai politik lain yang sama-sama ingin tetap di lingkran istana.

Meski di dalam percakapan politik partai tentang Capres 2024 yang akan mereka usung. Anies Baswedan selalu masuk dalam radar pencalonan. Terbaru PAN yang juga memberikan opsi pada usung Anies Baswedan menyusul Nasdem di pilpres 2024 nanti.

Maka dengan belum pastinya Anies Baswedan di dukung partai politik lain. Sebab dirinya bukan kader partai politik dan juga sebentar lagi akan purna jabatan Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2022 nanti, yang mungkin juga dapat menurunkan elektabilitas nyapres 2024 Anies Baswedan.

Itukah yang membuat PKS sendiri dilema mendukung Anies Baswedan, dimana belum adanya kepastian partai lain mendukung Anies Baswedan itu sendiri?

Yang jelas jika PKS tetap ngotot dukung Anies tanpa di dukung partai lain. PKS tidak dapat berbuat apa-apa mendorong Anies di pilpres 2024. Sebab PKS jika sendiri tanpa di dukung partai lainya dalam koalisi, partainya tidak memenuhi kuota treshold presidential yang harus berkoalisi dengan partai lain.

Untuk itu ketika PKS sudah lelah di luar istana. PKS juga harus berani realistis dalam pilpres 2024 dalam mendukung calon presiden 2024 yang potensial dan di dukung banyak partai politik.

Jika PKS sendiri tak serealitis itu. Dipastikan PKS dengan basis masa pendukung kelas medioker itu. Tetap akan terus di luar istana jika tidak merapat pada calon yang potensial sebagai presiden di pilpres 2024.

Pertanyaannya bernaikah PKS realistis di 2024 nanti, yang mana saat ini masih menjadi partai oposisi dalam pemerintahan Jokowi? Kita tunggu nanti!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun