Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ya Lal Wathon dan Wawasan Kebangsaan NU

10 Juli 2022   19:37 Diperbarui: 15 Juli 2022   00:01 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: geotimes.id

Tidak dapat ditampik keberadaan mars atau dalam salinan bahasa Indonesia yang dapat pula diartikan sebagai sebuah lagu dengan irama musik untuk mengiringi barisan sebuah gerakan. Tentu mempunyai nilai bahkan suatu daya energy yang membuat rasa semangat itu hadir dalam wadah gerakan organisasi tersebut.

Dapat diruntut, setiap gerakan baik organisasi masyarakat dari berbagai latar belakang. Mayoritas dari mereka mempunyai mars masing-masing sebagai pedoman bagi setiap para anggota maupun simpatisan untuk dijadikan garis besar gerakan-gerakan mereka. Tidak terkeculai "Mars Ya lal Wathon" sebagai garis dari gerakan NU untuk memadukan antara agama, kemanusian, dan kebangsaan sebagai visi dari adanya gerakan berorganisasi.

NU atau Nahdhatul Ulama (Kebangkitan Ulama) merupakan salah organisasi islam terbesar di indonesia yang mempunyai visi keagamaan yang dipandukan dalam tradisi, kebangsaan dan social-budaya masyarakat local.

Kiprah NU yang didirikan pada 31 Januari 1926 selain bergerak di bidang keagamaan juga bergerak pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan "islam" yang dianut jauh sebelumnya yakni " Ahlussunnah wal Jamaah".

Maka dari itu tidak heran keberadaan NU di Indonesia dikenal sebagai organisasi berlatar belakang islam yang modert menjadi bangunan ormas islam besar di Indonesia.

Tentu besarnya NU tidak lepas dari paham NU dalam memandang keislaman dipadukan dengan kultur masyarakat khas nusantara, yang mempunyai nilai-nilai budaya masyarakat nusantara sebelumnya untuk dapat sinkretis dengan paham-paham keislaman.

Untuk itu membahas NU, organisasi yang diinisiasi oleh kumpulan para ulama yang berbasis pesantren di Jawa Timur ini, dimana tokoh utamanya yakni K.H. Hasjim Asy'ari kakek dari tokoh nasional sekaligus mantan Presiden  Indonesia ke-5 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Tentu sangat menarik untuk dikaji sebagai pengetahuan termasuk marsnya "Ya Lal Wathon" sebagai wujud kecintaan gerakan NU pada tanah Air.

Dalam pemahaman NU sendiri, cinta tanah air merupakan bagian dari iman seseorang, dimana merawat tanah air sejalan dengan kemanusiaan harus diwujudkan sebagai wadah besar umat manusia untuk hidup secara damai, toleran, dan dapat saling bekerja sama atas dasar kemanusiaan. Tentu tidak peduli latar belakang baik agama, ras, ataupun suku.

Mars "Ya Lal Wathon" Lambang Perjuangan

Apa yang dilakukan oleh NU dan Mars Ya Lal Wathon sebagai garis besar lambing perjuangan gerakan NU dan nasionalisme. Tidak diragukan, NU sendiri melalui K.H. Hasjim Asy'ari pernah melakukan resolusi Jihad bersama dengan santrinya di pondok pesantrean Tebu Ireng Jombang, guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang saat itu pecah pertempurannya di Kota Surabaya, Jawa Timur melawan tentara sekutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun