Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Sinis pada "Privilege" Anak Orang Kaya, Tapi....

22 Juni 2022   07:13 Diperbarui: 22 Juni 2022   07:59 3862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pixabay.com

Apa yang akan kita katakan bahwa anak orang kaya yang sukses tentu karena privilage mereka dari orang tuanya. Mungkin nada agak sinisnya begini; "Ya karena orang tuanya sukses, ia lahir pun tetap akan sukses, mereka dapat berlindung hidup dari harta orang tua, yang tujuh turunan itu tidak habis".

Tapi, sadarlah bahwa harta yang sampai tujuh turunan itu tidak habis di Indonesia, hanya beberapa glintir orang yang mempunyai kesempatan menjadi orang kaya yang seperti demikian, istilahnya sampai tajir melintir begitu.

Sebab hanya 1 % dari penduduk Indonesia yang ada berlebel sebagai orang kaya beneran. Karena menurut berbagai penelitian, 1 % orang kaya Indonesia menguasai lebih dari 50% asset kekayaan nasional.

Artinya 50 % lebih sisanya itu dibagi-bagi untuk 225 juta penduduk lainnya di Indonesia, yang mana 1 % orang kaya itu minoritas dan mayoritas 99 % penduduk Indonesia; ya kelas menangah dan sisanya sudah pasti masuk dalam kategori miskin.

Tentu melihat dan mendalami fenomen itu, yang mana ketimpangan nasional akan kekayaan sudah sangat parah adanya dengan distribusi kekayaan nasional yang miris.

Menjadi keresahan tersendiri bagi saya. Bukan resah karena iri atau apa. Tetapi memang nasib anak orang biasa saja seperti saya, dibilang kelas menangah bukan, miskin juga tidak terlalu masih berkecupan dalam makanan. Ya semua itu patut disyukuri puji tuhan, alhamdulilah, atangsungkara "kita gak kurang-kurang bangat".

Maka ketika ada diksi "mereka sukses karena "privilege" orang tua mereka". Jelas kita akan setuju tentang pendapat factor kekayaan orang tua itu yang dapat memfasilitasi anak; meski anak orang kaya itu menyangkal bahwa apa yang mereka usahakan termasuk kesuksesnnya di mulai dari noll.

Kita yang miskin-miskin dan biasa ini percaya bahwa privilege merekalah yang membuat mereka sukses...tapi; apakah selalu orang sukses karena privilege anak orang kaya, yang secara gampangan itu dapat dilekatkan?

Mungkin itu iya, tetapi pembahasan akan privilege tidak hanya disandarkan bagaimana orang tua kaya. Privilege tanpa dukungan hal lain seperti kualitas diri, pekerja keras, dan mempunyai skil, mengoptimalkan privilege itu juga tidak selamanya dapat berhasil.

Contohnya Grace Tahir, Valencia Tanoesudibjo, atau Putri Tanjung misalnya, yang merupakan anak orang kaya bisa dikatakan "crazy rich". Selain mereka berprivilage secara anak orang kaya, kesuksesan mereka juga di imbangi dengan skil, intelektualitas yang mempuni dan memang layaknya orang-orang yang berprivilage pendidikan cukup, lingkungan medukung dan ya itulah orang-orang yang juga mampu mengoptimalisasi diri mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun