Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rizieq Mulai Selow, Gatot Bersinar Lewat Kritiknya!

6 Desember 2020   08:34 Diperbarui: 6 Desember 2020   10:32 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompas.com

Orang berbicara salah satu sudut pandangnya memang tidak salah. Tetapi apapun, dalam berpolitik tanpa melontarkan sebuah kritik, saya kira akan kehilangan marwah sebagai politikus.

Entah apalagi yang terjadi dalam ranah politik indonesia, sepertinya saling kritik satu sama lain adalah hal yang biasa dan justru saya kira akan menyehatkan semuanya.

"Sebab demokrasi tanpa kritik itu bukanlah demokrasi, apapun kritiknya dalam demokrasi itu sebuah supelmen menyehatkan demokrasi sebuah Negara yang demokratis".

Pertanyaannya, apakah saling kritik untuk memunculkan suatu isu, dimana sebagai upaya tetap dapat populer bagi seorang politikus didepan public dalam wacana berpolitik?

Kenyataannya dunia politik, selalau ada citra didalamnya. Sama seperti dunia artis, siapa namanya yang masih diperhitungkan dalam gerakannya, disitulah figure tersebut masih dapat berkibar eksistensinya sebagai seorang politikus.

Ditambah saat ini adalah eranya media sosial, siapapun secara pribadi dapat mengabarkan dan memberikan suatu pendapat, tentu bisa secara luas dikonsumsi oleh publik.

Maka baru-baru ini dengan kabar Gatot Nurmantyo mengkritik TNI, dimana TNI dulu dipimpin oleh figure dirinya. Menjadi polemic dan ditanggapi oleh secara luas, bahkan dijawab oleh Mah'fud MD selaku Menkopolhukam.

"Dalam acara webinar yang digelar KAMI, Jumat (4/12/20), Gatot Nurmantyo menyebut TNI saat ini seperti orde baru. Dirinya pun melihat bahwa ini sebuah warning dari negara".

Mengapa TNI seperti orde baru, saya kira adalah serangkaian aktivitas TNI yang pasca kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi, dimana serangkaian baliho Rizieq Shihab dicopot oleh TNI.

Tidak hanya itu bahkan pangdamjaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memperingatkan tegas bawasannya FPI dapat dibubarkan jika seenaknya sendiri tidak taat pada hukum Negara.

Sebab pemasangan baliho harus mendapatkan izin terlebih dahulu, bayar pajak, dan tempat yang sudah disediakan sebelumnya oleh pemerintah. Tetapi FPI tidak mengindahlan hal tersebut, itulah yang membuat Mayjen TNI Dudung Abdurachman geram dan berpernyataan secara pribadi FPI dapat dibubarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun