Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Eksekusi Mati Pembunuh Berantai dan Pengedar Narkoba

16 Oktober 2020   19:54 Diperbarui: 18 Oktober 2020   06:56 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
llustrasi: boombastis.com

"Dinan kamu yang sabar jangan stress, disel sepuluh ini bukan hanya kamu, saya juga, ujar Agus".

Setiap hari setelah satu hari dari pengumuman itu Dinan tidak doyan makan, hari-harinya dirundung ketakutan akan di eksekusi mati.

Akhirnya hari eksekusi itu datang, grombolan polisi eksekutor menjemput kedua tahanan tersebut dari dalam sel supaya polisi mengaburkan siapa yang akan ditembak mati supaya tidak terang-terangan.

Ditutup keduanya mata tahanan tersebut antara Dinan dan Agus dan masing-masing dibawa ke lapangan eksekusi mati permisan. Dinan sudah ketakutan kepalang tanggung. Ditutup mata dan tidak tahu sedang ada di mana.

Setalah sampai lapangan eksekusi; bersiap dan tahanan kedua tersebut disiapkan untuk eksekusi, bisikan polisi meminta Dinan untuk mengucapkan sepatah dua patah kata terakhir, begitu juga dengan Agus.

Setelah selsai, dor-dor-dor, tiga kali, tergeletak dengan suara auman kesakitan, Agus serasa entah ada dimana. Mungkin mengimajinasikan alam baka karena ketakutan suara tembakan tersebut menghujam jantungnya.

Tetapi eksekusi itu sebenarnya, mengeksekusi pembunuh berantai satu keluarga dua belas orang "Agus", Dianan hanya menjadi pendamping mengaburkan siapa yang akan di eksekusi.

Tetapi imajinasi Dinan serasa dirinya sudah mati, dan setelah ia dikembalikan ke sel, masih tidak percaya dirinya belum mati. Agus pembunuh berantai satu keluarga itulah yang akhirnya dieksekusi mati di lapangan tembak nusakambangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun