Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKI, G30S, dan Kesaksian Agus Widjojo

1 Oktober 2020   17:36 Diperbarui: 1 Oktober 2020   22:32 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:edisi.co.id

Maka saat itu Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak hanya kekuatan politik dalam negri sendiri yang menghamtam kekuatan PKI. Tetapi dari komunitas Negara-negara internasional khususnya blok sekutu juga turut berperan dalam peristiwa G30S 1965.

Dimana pasca peristiwa G30S tahun 1965 banyak sekali angota PKI yang dibantai mencapai 500 ribu lebih dan simpatisan PKI juga bui sebagai tahanan politik.

Untuk itu sebagai penyelsaian konflik G30S, Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyatakan baik negara maupun Partai Komunis Indonesia (PKI) serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam tindak kekerasan terkait Gerakan 30 September 1965 dan setelahnya harus minta maaf.

Ia juga menegaskan, untuk dapat memahami aksi-aksi kekerasan setelah tragedi itu, harus memperhatikan sepak terjang PKI sebelumnya dan peristiwa Madiun 1948.

Beberapa waktu sebelum 30 September 1965 Agus Widjojo sebagai saksi sejarah anak dari mendiang mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo yang menjadi korban dalam G30S mengatakan bahwa PKI memaksakan serangkaian kebijakan yang tak lazim untuk diterapkan di negara non komunis seperti indonesia.

Contohnya, PKI ngotot ingin mempersenjatai kalangan tani dan buruh. Juga membentuk Angkatan ke-5, landreform dengan kekerasan, serta mengadu domba antar-ormas yang berafiliasi ke partai Islam maupun nasionalis. Belum lagi aksi-aksi provokatif dan kekerasan terhadap para ulama.

Memang sebagai partai politik saat itu yang sudah besar pengaruhnya "PKI" dengan program-program partai yang revolusioner mengundang berbagai kegeraman lawan politiknya seperti golongongan nasionalis dan agama.

Maka dari itu PKI sangat mudah dalam merekrut anggota bahakan simpatisan politiknya saat itu pasca kemerdekaan Indonesia.

Sebab banyak dari simpatisannya tergiur dengan program-program revolusioner PKI seperti ideologinya "sama rata sama rasa" yang menginginkan sebuah jalannya Negara berideologi sosialis memihak buruh, tani, dan para seniman.

"Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Secara ringkas, sosialisme ialah rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada individu lainnya tanpa memandang status. Pandangan hidup dan ajaran kermasyarakatan tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata".

Jelas jika kita merujuk pada apa yang disampaikan oleh Letjen TNI Agus Widjojo saya kira dalam hal ini PKI sebagai partai yang radikal dan memkasakan program-progamnya dulu dan melakukan berbagai provokasi memang salah sehingga memunculkan peristiwa G30S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun