Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PAN dan Konflik Politik Trah Amien Rais

25 September 2020   07:48 Diperbarui: 27 September 2020   15:42 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jatimtimes.com

Tetapi ada anak Amien Rais lain yang masuk sebagai politikus PAN yakni Hanafi Rais, apakah Amien Rais menginginkan bukan Mumtaz Rais yang nantinya mewarisi tampuk kekuasaan PAN?

Mungkinkah Amien Rais juga ada indikasi membela Hanafi Rais karena posisinya di PAN mulai terpinggirkan perannya? Untuk itu Amien Rais akan menrformasi PAN dengan membuat partai baru untuk panggung Hanafi Rais?

Menjadi pertanyan penting karena Hanafi Rais juga mengundurkan diri dari kepengurusan PAN saat ini yang di kuasai mertua adiknya Mumtaz Rais yakni Zulkyfli Hasan.

Mungkinkah PAN adalah konflik dari represntasi trah keluarga Amien Rais yang mulai terpinggirkan peranannya yakni tidak berimbangnya terhadap Hanafi Rais dalam berperan sebagai politikus PAN, sekaligus trah Amin rais untuk ditempatkan di elite kekuasaan partai PAN tersebut?

Mengakarnya konflik dalam keluarga sendiri dalam panggung politik nasional mutakhir memang menjadi pertanyaan public, apakah konflik politik sampai dibawa kedalam hubungan panas dinginya keluarga?

Memang tidak ada yang tidak mungkin jika suami istri saja dapat berkonflik dan pisah, bukankah adik, kakak dan ayah pun punya potensi konflik yang sama ketika mereka mempertahankan apapun pendiriannya? Bukankah politik juga termasuk dari pendirian hidup itu sendiri bagi manusia meski berlatar belakang keluarga?

Bahkan dalam tatar membagi warisan harta keluarga saja ketika menimbulkan kecemburuaan dan ketidakpuasan. Bukankah itu akan menjadi akar konflik yang menjamur antara keluarga, dimana tidak saling sapa, enggan saling mengunjungi, dan krisis guyub rukun keluarga itu yang akan terjadi?

Tidak kurang-kurang memang jika kita berkaca pada konflik keluarga dalam politik jika memang dipaksakan dalam realita berkeluarga sehari-hari. Saya kira ketika terjadi "baper" politik meminjam kata Mumtaz Rais, jelas akan merenggangkan hubungan keluarga seperti hubungan Mumtaz dengan saudara dan ayahnya sendiri Amien Rais.

Karena perbedaan politik membuat Mumtaz Rais diusir dari kediaman Amien di Jalan Pandean Sari, Yogyakarta. Mumtaz Rais juga mengaku mengalami penganiayaan di sana karena perbedaan langkah poltik tersebut (Sumber). Diakibatkan oleh baper politik dibawa ke keluarga.

Mungkin perbedaan pandangan politik Megawati dulu dan mendiang Taufik Keimas yang selalu berhadapan konflik ide politik jika "baper" politik mungkin tidak akan berjodoh sampai maut memisahkan. Maka dari itu pentingkah jika keluarga sama-sama masuk politik "baper" politik benar harus dihindari?

Dalam keluarga berpolitik pasti ada saat tegang dengan keputusan politik yang diambil sebagai jalan masing-masing. Bukankah itu yang terjadi dengan Megawati dan adiknya Rahmawati yang ada kalanya juga berkonflik politik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun