Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paradoks Hidup, Uang, dan Sandaran Hati

14 Agustus 2020   08:08 Diperbarui: 17 Agustus 2020   08:00 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: 4.bp.blogspot.com

Jika cinta; memang saya bukanlah orang yang beruntung itu. Entah mengapa jiwa saya begitu lemah sehingga seperti tidak ada daya dalam memperjuangkan cinta terhadap perempuan. Minder dan gampang menyerah seperti telah menjadi sifat saya dalam memperjuangkan cinta.

Memang tidak tahu mengapa orang seperti saya ini ada dan diciptakan? Tetapi kembali lagi pada kelahiran, ia tidak dapat memilih. Mungkin orang seperti saya ini harus ada untuk suatu bentuk varian kehidupan manusia yang kompleks.

Dan bagimanakah cara menambah energy itu, saya-pun ingin sama memperjuangkan cinta dan ingin juga dicinta oleh wanita dalam kehidupan saya. Supaya saya seperti mereka yang kini hidupnya mempunyai sandaran hati itu sebagai daya hidup mereka yakni; adanya anak dan istri yang selalu menunggunya di rumah.

Manusia hidup juga harus mempunyai cita-cita, supaya keluhuran sebagai manusia dapat terimplementasikan. Latihan hidup dalam setiap bentuk perjuanngannya adalah laku dalam prihatin manusia mencapai keutamaan hidup yang harus dicapainya. Untuk itu dengan langkah saya, tidak mau akan terhenti disatu tempat yang sama sekali tidak mendukung diri menggapai apa yang dicita-citakan.

Hidup memang pilihan dan saya memilih untuk pergi dari tempat-tempat yang sama sekali tidak mendukung diri saya. Entah mendukung dalam kreativitas atau dalam setiap langkah menggapai antara cinta dan cita-cita saya yang harus saya gapai.

Tidak dapat dihitung dari Jakata sampai ke Bali, serta berapa kota yang sudah disinggahi oleh diri saya. Memang itu tidak pernah lama, disamping saya mencari uang, juga mencari pengalaman, dan yang penting mencari cinta untuk kehidupan saya.

Kota Pekalongan bukan hanya menjadi saksi bagaimana pengelanaan baru terhadap dunia yang berbeda harus mulai. Dalam satu bentuk kerja mencari sesuatu yang lain dari kerja adalah hal yang perlu dicari termasuk menemukan cinta dalam kerja tersebut.

Karena disamping cinta juga dapat menjadi pembeda bagi suasana hati manusia, juga dapat membuat penderitaan bagi manusia yang akhirnya mereka "manusia" sadar bahwa; hidup memang penderitaan". Dan latihan hidup dalam penderitaan bukan saja akan menguatkan tetapi memperjelas eksistensi sebagai manusia.

Diselah-selah waktu akhir akan meninggalkan kota pekalongan saya bermimpi; "saya bermimipi bertemu dengan seorang wanita. Memang perempuan itu belum pernah dijumpai dalam kenyataan, ia cantik, tetapi wajahnya lupa untuk terus diingat-ingat. Saya hanya ingat bagaimana wanita itu berjalan dan saya melihatnya dari belakang: memakai baju hitam, celana krem, dan rambutnya ukuran pundak".

Perenungan dan setiap perenungannya, selalu saja mendapatkan tanya, akan bagaimana nasib satu manusia ini akan ini akan dibawa? Perubahan akan nasib. Memang tidak siapaun hanya diri sendiri yang mengusahakannya. Bukan dan tidak pernah orang lain ikut mengusahakan itu.

Saya yang usianya sudah tidak muda lagi. Tidak lain hidup manusia selalu mendambakan teman---- teman hidup yang selalu ada didalam setiap keluh kesah hidup itu. Dimana saya mengidamkan menjadi sepasang manusia antara lelaki dan perempuan, yang diharapkan selalu ada untuk mengobati rasa kesepian masing-masing diwaktu kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun