Mungkin saat ini inovasi hajatan dan sajian hiburan dengan penerapan protokoler kesehatan sedemikian rupa haruslah dikaji dan diberi solusi kongkrit oleh pemerintah untuk dapat dijalankan. Supaya setiap pemangku kepentingan tetap dapat dampak ekonomi dari hajatan tersebut untuk menyambung hidup mereka masing-masing.
Pemerintah Harus Berani Memberi Keputusan Bergerak Maju Â
"Sesulit apapun suatu keputusan memang harus diambil, kini biarlah kesehatan menjadi urusan pribadi masing-masing. Mulai jalankan ekonomi untuk kepentingan hidup orang banyak lebih medesak dari pada memutuskan untuk dilema saja".
Ditarik ulurnya PSBB, atau aturan lockdown, tidak boleh berkrumun, social distancing seperti menjadi kampanye pemerintah yang masyarakat sudah muak menerapkan karena terlalu lama merasakan dan mejalankannya.
Jika tidak terdampak ekonomi mungkin masyarakat akan leha-leha saja. Namun dampak ekonomi yang terasa membuat mereka jengah, bingung, mau berekspresi tetapi direpresi akbibat covid-19 dalam beraktivitas mencari ekonomi oleh pemerintah melalui pihak-pihak kepolisian.
Karena desa saya di pelosok, aksesnya dikelilingi Sungai Serayu, ditambah jalanan ketika malam sepi, tanpa adanya hiburan suasananya pasar kuliner pasti sepi. Ditambah pasar tersebut buka setiap weekend.
Oleh karena itu untuk menggerkan masa sendiri memerlukan hiburan sebagai daya tarik kepada warga masyarakat untuk membeli dagangan masyarakat.Â
Maka sebelum dua minggu lalu setiap malam minggu pangung hiburan tersebut entah musik akustik atau karaoke ceria harus ada sebagai penghangat suasana dan daya tarik pengunjung.
Tetapi lagi-lagi tarik ulur sebuah keputusan atas nama Covid-19 tidak boleh berekerumun dan sebagainya membuat suatu dampak yang pelik bagi masyarakat.Â
Pangung hiburan selama ini yang menjadi roh pasar kuliner diminta polisi harus dibongkar yang mewakili pemerintah alasan penanganan covid-19.Â