Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Covid-19, Pemimpin dan Refleksi Kebijakan

6 April 2020   22:31 Diperbarui: 20 April 2020   19:21 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokpri (Teknisi Fiber Optik Sedang menarik kabel yang putus akibat eskafator dan menganggu layanan internet masyarakat saat WFH)

Kata-kata bijak Mo Zi (mohisme) dalam ide-ide kepemimpinan: "Pemimpin yang pandai dan bijaksana akan membuat orang bodoh tunduk dan patuh dibawah kendalinya. Berbeda ketika pemimpin bodoh berkuasa, orang-orang pandai dalam negara akan membrontak karena kebodohan pemimpinnya".

Tentu barometer dari kepemimpinan adalah kebijakan dari pemimpin-pemimpin tersebut. Dalam hal ini pemerintahan negara adalah pemimpin dari masyarakat yang ada di Negara itu. Oleh karenanya pemerintahan negara dalam menanggapi sebuat kasus, disana dapat tercermin bagaimana kualitas dari cara kepemimpinan itu sendiri.

Penanganan covid-19 di indonesia dan lambannya pemerintah bergerak cepat menjadi tanda. Belum dengan kebijakan-kebijakan kontradiktif pemerintah dalam isu covid-19 ini. Kaum intelektual yang brontak menggugat kepada negara terkait penanganan covid-19 pertanda bahwa; mohisme sebagai tinjauan pengetahuan filsafat akan kepemimpinan patut dikaji lagi kebenarannya.

Karena dalam filsafat mohisme sendiri ujung dari kebijakan pemimpin pemerintahan yang tepat adalah dengan berdiskusi. Pemimpin wajib berpengetahuan dalam hal ini suka membaca buku. Sebab didalam membaca lalu berdiskusi dengan para intelektual, seorang pemimpin dapat menimbang kebijakan apa yang tetap diterapkan di negaranya.

Mungkin masalah kurang membaca menjadi andil kebijakan negara indonesia yang sering tidak tepat dan cenderung lamban dalam menanggapi sesuatu masalah. Faktor kepemimpinan pemerintahan negara yang lemah dalam pengetahuan akan membuat kebijakan yang kacau. Dan kebijakan covid-19 ini, pemerintahan Negara Indonesia jelas tidak melibatkan diskusi pelik dengan para ahli, budayawan, intelektual, bahkan pakar-pakar kesehatan seperti dokter. Maka dari itu kebijakan yang dihasilkan selalu bercabang dan kontradiktif terkait dengan berbagai isu, salah satunya yakni; perang melawan virus corona atau covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun