Kata-kata bijak Mo Zi (mohisme) dalam ide-ide kepemimpinan: "Pemimpin yang pandai dan bijaksana akan membuat orang bodoh tunduk dan patuh dibawah kendalinya. Berbeda ketika pemimpin bodoh berkuasa, orang-orang pandai dalam negara akan membrontak karena kebodohan pemimpinnya".
Tentu barometer dari kepemimpinan adalah kebijakan dari pemimpin-pemimpin tersebut. Dalam hal ini pemerintahan negara adalah pemimpin dari masyarakat yang ada di Negara itu. Oleh karenanya pemerintahan negara dalam menanggapi sebuat kasus, disana dapat tercermin bagaimana kualitas dari cara kepemimpinan itu sendiri.
Penanganan covid-19 di indonesia dan lambannya pemerintah bergerak cepat menjadi tanda. Belum dengan kebijakan-kebijakan kontradiktif pemerintah dalam isu covid-19 ini. Kaum intelektual yang brontak menggugat kepada negara terkait penanganan covid-19 pertanda bahwa; mohisme sebagai tinjauan pengetahuan filsafat akan kepemimpinan patut dikaji lagi kebenarannya.
Karena dalam filsafat mohisme sendiri ujung dari kebijakan pemimpin pemerintahan yang tepat adalah dengan berdiskusi. Pemimpin wajib berpengetahuan dalam hal ini suka membaca buku. Sebab didalam membaca lalu berdiskusi dengan para intelektual, seorang pemimpin dapat menimbang kebijakan apa yang tetap diterapkan di negaranya.
Mungkin masalah kurang membaca menjadi andil kebijakan negara indonesia yang sering tidak tepat dan cenderung lamban dalam menanggapi sesuatu masalah. Faktor kepemimpinan pemerintahan negara yang lemah dalam pengetahuan akan membuat kebijakan yang kacau. Dan kebijakan covid-19 ini, pemerintahan Negara Indonesia jelas tidak melibatkan diskusi pelik dengan para ahli, budayawan, intelektual, bahkan pakar-pakar kesehatan seperti dokter. Maka dari itu kebijakan yang dihasilkan selalu bercabang dan kontradiktif terkait dengan berbagai isu, salah satunya yakni; perang melawan virus corona atau covid-19.