Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Selamet" Nama Ke Dua Manusia Jawa

19 Juli 2019   13:58 Diperbarui: 21 Juli 2019   08:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: suaramerdeka.com

Bila mana kau adalah orang tua yang punya, lakuanlah apa yang bisa kau lakukan. Jangan pernah renggut ekspresinya. Bantu dia untuk menemukan dirinya sendiri. Mungkin dia adalah penari-penari telaga yang bahagia kelak atau bisa juga para pemandu rohani yang dihormati.

Tidak usah canggung, kau orang tua bukan dewa bagi mereka. Bias mungkin akan tetap menjadi bias dimana jika kau orang tua penuh dengan memaksa. Kau punya sesuatu namun harus sesuai dengan konsep pikiranmu. Ketahuilah bahwa itu akan gagal, secara tidak sadar kau akan menciptakan manusia-manusia gagal di masa depan. Apakah kau mau menjadi seorang tua yang begitu? aku rasa semua tidak!

Melihat kepolosan anak kecil, banyak tersimpan makna. Sekiranya akan menjadi misteri kita bersama setelah menjadi dewasa? Apakah dia Selamet meyesali masa kecilnya? Mungkin apakah dia tidak bahagia dengan dirinya? Cita-citanya banyak, Selamet adalah pemalu. Sesekali dia mencitai pelajaran disekolahnya.

Selamet kecil juga seseorang yang rajin membaca buku pelajarannya. Pernah dia mendapat peringkat satu dalam kelasnya. Tetapi ranking dalam kelas hanyalah sampai kelas tiga. Selebihnya? Apa yang terjadi pada dirinya? Rasanya tidak ada sesuatu yang abadi. Semua dapat berubah seperti waktu yang berjalan.

Tetapi ketika semua sadar, hidup hanyalah awal menuju keakhiran kita masing-masing sebagai manusia. Perubahan nama menjadi "Selamet" pada akhirnya, setelah petualangan sakit yang di deritanya. Jawa dan berbagai penerapan budayanya. Memang selalu mengundang Pertanyaan itu. "Selamet dan lambang keselamatan" seperti sebuah pemaknaan.

***** Bersambung**** " Selamet Sebagai Filosofi hidup"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun